Lingkaran
Survei Indonesia (LSI) Network merilis hasil survei mengenai partai politik
Islam di kantornya, Jalan Pemuda 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu
(14/10/2012).
Hasilnya,
hampir semua partai Islam mengalami penurunan yang sangat drastis. Bahkan, dari
hasil survei juga terungkap parpol Islam tidak masuk dalam lima besar jika
pemilu diselenggarakan hari ini.
“Partai
Islam merosot dibawah 5%, tidak ada satupun parpol Islam yang memperoleh 5%.
Partai Islam adalah yang berbasis agama, dan atau basis utamanya adalah Islam,”
jelas peneliti LSI, Adjie Al Faraby.
Menurut
dia, dari survei yang dilaksanakan 1-8 Oktober 2012, dari 1.200 responden yang
disurvei menempatkan lima partai nasionalis sebagai pemenang jika pemilu
digelar hari ini. Kelima partai nasionalis tersebut adalah Partai Golkar
sebesar 21,0%, PDIP 17,2%, Partai Demokrat 14,0%, Partai Gerindra 5,2% dan
Partai NasDem sebesar 5,0%.
“Lima
besar parpol berbasis nasional atau kebangsaan adalah partai yang berasaskan
Pancasila atau basisnya adalah nonagama,” tutur Adjie.
Beberapa
alasan mendasar yang menyebabkan turunnya partai Islam tersebut, pertama
menyangkut keinginan masyarakat yang tidak menginginkan politik nasional
beraroma agama. Penegasan ini didasarkan atas angka sebesar 67,8% pemilih
Muslim yang lebih memilih partai nasionalis.
“Islam
Yes, Partai Islam No, jargon ini sudah menjadi kenyataan. Bukan sekadar ide
atau gagasan yang disampaikan Cak Nur (Nurcholish Madjid),” kata dia.
Kedua,
menyangkut pendanaan partai nasionalis lebih kuat daripada pendanaan partai
Islam. Tercatat 85,2% publik menilai partai Islam kurang memiliki banyak modal
dibanging partai nasionalis. Ketiga, lanjut Adjie, yakni adanya aksi anarkhisme
yang mengatasnamakan kelompok Islam. Tercatat 46,1% publik percaya merosotnya
partai Islam karena anarkhisme oknum yang membawa label agama.
“Alasan
keempat, karena partai nasionalis semakin mengakomodasi kepentingan dan agenda
kelompok Islam. 57,8% publik percaya hal itu,” tambah Adjie.
No comments:
Post a Comment