Figur
perempuan diperkirakan masih sulit untuk muncul sebagai calon presiden (capres)
pada 2014. Pasalnya, figur perempuan yang terjun ke dunia politik masih
didominasi kerabat politisi atau politik dinasti.
Pengamat
politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, sejauh
ini nama-nama figur perempuan yang mengisi dunia politik berasal dari keluarga
elite. Sebut saja Puan Maharani yang merupakan anak kandung Ketua Umum DPP PDIP
Megawati Soekarnoputri,Ani Yudhoyono yang merupakan istri Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, dan masih banyak lagi.
Sementara
itu, figur perempuan di luar peta politik keluarga tersebut cenderung tidak
memunculkan diri ke permukaan. Padahal, menurut Siti banyak figur perempuan
yang sangat potensial untuk dijadikan pemimpin.“ Figur yang sungguh-sungguh
mumpuni dan dikehendaki rakyat justru tidak muncul,” ungkap Siti di Jakarta
kemarin. Siti mengatakan, sistem politik yang ada saat ini juga tidak
memberikan ruang bagi kemunculan figur perempuan.
Mayoritas
partai politik (parpol) hanya melirik figur perempuan yang memiliki latar
belakang politik kuat.Salah satunya adalah memandang latar belakang politik
kekeluargaan, sedangkan figur yang tidak memiliki latar belakang politik
kekeluargaan itu akan sangat susah masuk dalam lingkungan parpol. “ Ini sistem
yang diskriminatif, masuk ke dalam parpol sangat sulit, parlemen juga susah,
apalagi untuk maju sebagai pemimpin,” paparnya.
Padahal,menurut
Siti, sukses atau tidaknya pemimpin terpilih dalam Pemilu 2014 nanti tidak
ditentukan dari politik kekeluargaan, tetapi dari tingkat elektabilitas dan
penerimaan figur kepada masyarakat. Lebih lanjut Siti mengungkapkan, saat ini
baru ada dua figur perempuan yang menonjol untuk diusulkan sebagai pemimpin
bangsa,yakni Puan Maharani dan Ani Yudhono.
Sementara
dari luar lingkaran politik kekeluargaan ada nama Sri Mulyani, mantan menteri
keuangan. Untuk Puan Maharani, Siti menilai bisa jadi PDIP akan mengusungnya
pada pemilu presiden (pilpres) mendatang.“Bisa jadi Puan,apalagi Taufiq Kiemas
sejak awal sudah secara eksplisit mengusung regenerasi kepemimpinan. Apa yang
dinyatakan Taufiq itu secara tidak langsung menegaskan bahwa Megawati sudah
pasti tidak mencalonkan kembali,”ujarnya.
Meski
demikian, menurut Siti, kapasitas Puan untuk diusung sebagai capres masih belum
maksimal.Performanya juga masih belum terlihat kuat pada berbagai aktivitas di
PDIP. “Seharusnya Puan sudah mulai agresif membangun kompetensi, sebab itulah
yang akan menentukan kredibilitas Puan ke depan,” paparnya.
Untuk
Ani Yudhoyono, kemunculannya sebagai capres justru terganjal oleh pernyataan
suaminya,sebelumnya.SBY yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai
Demokrat pernah menyatakan tidak akan mengusung keluarganya sebagai capres.
Kemudian untuk kemunculan Sri Mulyani, juga sulit terjadi. Meski saat ini ada
sejumlah kalangan yang menyatakan mendukung Sri dengan mendirikan Partai SRI,
elektabilitas partai ini belum teruji.
Padahal,untuk
bisa maju sebagai capres harus melalui kendaraan politik parpol. Pengamat
politik Universitas Nasional Alvan Alvian mengatakan,sulitnya figur perempuan
di luar lingkaran politik kekeluargaan untuk muncul salah satunya disebabkan
posisi tawar yang sangat lemah. Menurut dia, untuk bisa diakui sebagai figur
potensial maka perempuan harus mendapatkan dukungan parpol.
“
Saya melihat partai-partai sangat kecil mengusung capres perempuan, kecuali
PDIP,” ujarnya.Karena itu, ungkap Alvan, jika figur perempuan ingin diakui dan
dimunculkan maka tidak ada jalan harus mendekati parpol.
No comments:
Post a Comment