Solo merupakan sebuah
kota kecil di Jawa Tengah. Kota Solo berhasil mentransformasikan dirinya
menjadi kota wisata yang dikenal hingga tingkat internasional. Hal ini tidak
luput dari upaya Pemerintah Kota Solo dalam menciptakan branding Kota Solo sebagai kota wisata budaya yang menarik dan
nyaman untuk dikunjungi. Berbagai perbaikan dilakukan oleh pemerintah Kota
Solo, baik secara fisik maupun nonfisik. Perbaikan secara fisik dilakukan
dengan menata Kota Solo sehingga rapi, indah, dan nyaman serta menyediakan
berbagai sarana dan prasarana transportasi dan akomodasi yang memadai. Upaya
perbaikan secara fisik ini tentu tidak dapa dilakukan tanpa adanya perbaikan
secara nonfisik, yaitu dari segi kapasitas SDM pemerintah dan masyarakat Kota
Solo karena pemerintah bukanlah satu-satunya aktor yang berperan dalam
menciptakan Kota Solo yang berhasil tersebut.
Beberapa sumber dan
penelitian menyebutkan bahwa peran Joko Widodo sebagai Walikota Solo sangat
besar dalam transformasi Kota Solo seperti saat ini. Prinsip kepemerintahan
yang diterapkan oleh Walikota Solo ini sesuai dengan nilai-nilai budaya dan
sosial yang tumbuh di Kota Solo. Pendekatan secara personal, membaur dengan
masyarakat, memberikan keteladanan tehadap jajaran pemerintahan, dan memulai
tindakan dari hal-hal kecil yang memberi dampak langsung kepada masyrakat
dinilai tepat dilakukan di Kota Solo. Komunikasi yang terus menerus dan
partisipasi masyarakat dalam melakukan kontrol sosial terhadap pemerintah
secara terbuka dinilai berhasil dalam menciptakan keharmonisan antar golongan
di Kota Solo. Relokasi PKL secara besar-besaran yang di daerah lains ering
mengalami kesulitan bahkan tidak jarang berujung pada konflik, berhasil
dilakukan di Kota Solo dengan damai.
Prinsip keteladanan
adalah hal utama yang dianut oleh pemerintah Kota Solo. Keteladanan ini dimulai
dari pimpinan tertinggi Kota Solo, yaitu Walikota, kemudian diikuti oleh
jajaran pemerintah yang lain kemudian diikuti oleh masyarakat secara luas.
Peningkaan kapasitas masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan kota yang
bersih dan nyaman dihuni serta pengetahuan akan pentingnya melayani wisatawan
yang datang, dilakukan secara bertahap. Pendelegasian tugas kepada masyarakat
sudah mulai dilakukan, diantaranya dengan membentuk paguyuban-paguyuban PKL,
ojek, dan pelaku ekonomi mikro lainnya untuk menjaga kestabilan ekonomi mikro
(agar jumlahnya tidak berlebihan) serta meningkatkan kesejahteraan pelaku
ekonomi mikro.
Beberapa prinsip Good Governance yang tampak kuat di Kota
Solo adalah responsiveness,
transparansi, akuntabilitas, kesetaraan dan keadilan, serta partisipasi. Responsiveness
terlihat dari adanya kepekaan dan respon yang tanggap terhadap
persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat. Masyarakat dibebaskan untuk
melakukan pengaduan secara langsung kepada pemerintah.
Transparansi dicirikan
dengan adanya keterbukaan dari pemerintah mengenai proses pembangunan yang
terjadi di Kota Solo melalui bebrgai media. Akuntabilitas dilihat dari adanya
pertanggungjawaban di dalam pemerintah, baik secara vertikal maupun horizontal,
dan pertanggungjawaban kepada masyarakat dalam bentuk pembangunan yang nyata sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Kesetaraan dan keadilan
dilihat dari perlakuan yang sama kepada pejabat pemerintah maupun berbagai
strata dalam masyarakat. Hal ini dilihat dari pelayanan yang sama diberikan
untuk smeua gologan, salah satunya adalah kebebasan untuk melakukan pengaduan
kepada pemerintah kota ataupun kepada Walikota sendiri dan tetap mendapatkan
pelayanan sebagaimana mestinya tanpa membeda-bedakan strata.
Kesederhanaan Walikota
Solo juga menjadi suatu keteladanan bagi jajaran pemerintah yang lain dan
menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap kepemimpinannya. Partisipasi bermula
dari adanya komunikasi yang baik dengan masyarakat. Dalam kasus relokasi PKL
Pemerintah Kota Solo melakukan komunikasi secara terus menerus sampai PKL-PKL tersebut
secara sukarela bersedia untuk di relokasi. Selanjutnya, pihak PKL dilibatkan
dalam menyelenggarakan paguyuban untuk mengontrol dan menjaga kepentingan
mereka. Antisipasi secara langsung dalam pembangunan memang masih belum
terlihat, pihak pemerintah masih mendominasi berbagai pembangunan di Kota Solo.
Pihak sawasta pun masih belum berperan secara signifikan dalam berbagai proses
pengambilan keputusan, swasta hanya berperan dalam mengerakkan ekonomi Kota
Solo.
SUMBER
SUMBER
No comments:
Post a Comment