Seiring
berakhirnya periode program Millennium Development Goals (MDGs) pada akhir
tahun 2015. Sekurangnya 193 kepala negara yang hadir melakukan sidang umum di PBB
pada 25 September 2015 lalu secara resmi telah mengesahkan Sustainable
Development Goals (SDGs) sebagai sebuah kesepakatan baru terhadap agenda
pembangunan global untuk periode 2016-2030. Semangat perubahan ini dilandasi oleh
kesadaran akan pentingnya menjaga kelangsungan hidup manusia dan lingkungan,
tidak hanya untuk saat ini melainkan untuk generasi yang akan datang.
MDGs
yang dirumuskan oleh negara-negara Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD) dan para pakar beberapa lembaga internasional berbeda dengan
SDGs yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas. Sejak awal, SDGs
dibuat melalui proses partisipatoris yang sangat inklusif dengan cara
konsultasi langsung dengan semua kalangan (pemerintah, masyarakat sipil,
akademisi, pihak swasta, dan masyarakat filantropi) baik dari negara maju maupun berkembang. Hal tersebut
berkontribusi pada adanya beberapa perbedaan penting antara MDGs dan SDGs,
yaitu;
- Pertama, SDGs dirumuskan berdasarkan prinsip-prinsip HAM, inklusivitas, dan antidiskriminasi.
- Kedua, dalam hal agenda, SDGs tidak hanya berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan masa sekarang, tetapi juga memerhatikan kebutuhan masa yang akan datang atau berkelanjutan.
- Ketiga, SDGs ditujukan untuk memastikan bahwa semua manusia dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dan bahwa kemajuan ekonomi, sosial, dan teknologi terjadi selaras dengan alam/lingkungan.
- Keempat, SDGs juga dirancang untuk mendorong perdamaian agar terwujud masyarakat adil dan inklusif yang bebas dari rasa takut dan kekerasan.
- Kelima, SDGs mengutamakan kerja sama seluruh pemangku kepentingan.
MDGs
dan SDGs juga berbeda dalam hal jumlah tujuan dan indikator. Sebelumnya, pada
MDGs ada 8 tujuan dan 60 indikator. Pada SDGs, jumlah tersebut bertransformasi menjadi
17 tujuan dan 232 indikator (revisi terakhir dari UNStats pada Maret 2017). Di
antara 17 tujuan pada SDGs, ada 4 yang benar-benar tidak ada pada MDGs, yaitu
tujuan 9 (industri, inovasi, dan infrastruktur), tujuan 10 (mengurangi ketimpangan),
tujuan 11 (masyarakat dan kota yang berkelanjutan), dan tujuan 16 (perdamaian,
keadilan, dan institusi yang kuat). Adapun transformasi tujuan pembangunan
global dari MDGs ke SDGs dapat dilihat pada gambar berikut:
Proses
perumusan SDGs berbeda sekali dengan MDGs. SDGs disusun melalui proses yang
partisipatif, salah satunya melalui Myworld Survey (http://data.myworld2015.org), sebuah survey yang dilakukan oleh PBB
yang dibantu oleh beberapa lembaga yang menjadi mitra kerjanya. Survei yang
diadakan sejak 2013 hingga 2015 ini mampu menjadi sebuah masukan berharga bagi
Sekjen PBB dan para pemimpin dunia dalam merumuskan dan mengesahkan SDGs pada
September 2015 lalu.
Salah
satu perubahan penting yang mendasar yang dibawa oleh SDGs adalah adanya prinsip
“tidak
ada seorangpun yang ditinggalkan”. Selain itu, SDGs juga mengandung
prinsip kesetaraan yang menekankan bahwa anta-negara dan antar-warga negara
adalah sama atau setara. Kemudian, penerapan SDGs tidak memandang bulu, karena berlaku
secara universal bagi negara-negara anggota PBB, baik negara maju, miskin, dan
negara berkembang. Adapun beberapa perbedaan yang mencolok dari tujuan
pembangunan global MDGs dengan SDGs dapat dilihat pada gambar berikut:
Ke
17 goals dari SDGs dapat
dikelompokkan dalam empat pilar, yakni pembangunan manusia, pembangunan
ekonomi, pembangunan lingkungan hidup, dan governance;
- Pilar pembangunan manusia lekat dengan penyediaan pelayanan dasar sehingga tujuan SDGs yang dapat dikelompokkan dalam beberapa sektor (kehidupan yang sehat, pemerataan kualitas pendidikan, pendidikan inklusif serta pembelajaran seumur hidup untuk semua, mengakhiri kemiskinan dan mencapai kesetaraan gender, serta memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan)
- Tujuan SDGs pada pilar pembangunan lingkungan hidup antara lain memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik, mencapai akses universal ke air dan sanitasi, menjamin energi yang berkelanjutan, memastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan, mengambil tindakan untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya, mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan, mengelola ekosistem yang berkelanjutan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.
- Tujuan SDGs di pilar ekonomi yakni mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pekerjaan yang layak untuk semua, membangun infrastruktur, mempromosikan industrialisasi yang inklusif dan berkesinambungan dan mendorong inovasi, membuat kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, ulet, dan berkelanjutan.
- Di bidang governance, tujuan SDGs antara lain mengurangi kesenjangan dalam dan antar negara, memastikan masyarakat stabil dan damai, dan memperkuat cara pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
(dari berbagai sumber)
Terima kasih. Informasinya sangat membantu
ReplyDeleteTerimakasih informasinya
ReplyDelete