Blognya Anak Kuliahan

Saturday, February 12, 2011

Sejarah Perkembangan Ilmu Sosiologi di Dunia & Indonesia


Awal perkembangan sosiologi :
  • Auguste Comte (1789-1857) merupakan filsafat Prancis pertama yang merumuskan buah pikirannya sekaligus sebagai pelopor perkembangan sosiologi.
  • Auguste Comte membagi 3 tahap perkembangan intelektual, yaitu :
    1. Tahap Teologi / Fiktif
Tahap dimana manusia menfsirkan gejala-gejala disekelilingnya secara teologis yaitu dengan kekuatan yang dikendalikan ruh dewa atau Tuhan Yang Maha Esa.
    2. Tahap Metafisika
Tahap dimana manusia menganggap dalam setiap gejala terdapat kekuatan yang akhirnya dapat ditentukan. Contohnya, cita-cita seseorang.
    3. Tahap Ilmu Pengetahuan Positif
Tahap akhir dari perkembangan manusia dimana memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang nyata dan konkrit tanpa ada halangan dari pertimbangan lainnya.
  • Sebelum Masehi dan sebelum Auguste Comte mempopulerkan istilah sosiologi, terdapat tokoh-tokoh lain juga seperti :

    1. Plato (429-347 SM). 
    2. Aristoteles (384-322 SM). 
    3. Filsuf Arab Ibnu Khaldun (1372-1406). 
    4. Pada Zaman Renaissance : N. Machiavelly, Thomas More & Campanella. 
    5. Hobbes. 
    6. John Locke & JJ Rousseau.
    7. Saint Simon.

Timbulnya sosiologi modern :
  • Filsafat dikenal sebagai MATER SCIANTIARUM.
  • Pertengahan abad 20 ada perubahan yang mewarnai sosiologi. Tokoh yang paling berpengaruh adalah Emile Durkheim (1858-1917) seorang sosiolog Perancis.
  • W.I Thomas (1863-1947) memberikan dorongan lebih besar bagi perkembangan yang lebih baru lagi bagi Amerika.
  • Perkembangan mencapai momentum penting tepatnya dalam tahun PD II hingga sekarang.
  • Herbert Spencer (1176) menggabungkan teori penting tentang evolusi sosial. Evolusi secara gradasi dari masyarakat primitf berkembang ke arah masyarakat industri.
  • Sosiolog Amerika, Lesterward (1883) menerbitkan karya Dinamic Sociology tentang perkembangan sosiologi melalui aktivitas sosial yang dapat dilakukan oleh para sosiolog.
  • Emile Durkheim (1895) menulis Rule Of Sociological Method. Kalsifikasi studinya adalah kelompok masyarakat dibeberapa negara.
  • Max Weber (1884-1920) berpendapat bahwa studi ilmu sosial berdasarkan gejala dalam kehidupan dunia bersama. Seorang sosiolog perlu kebebasan dan objektivitas serta berusahamenghindarkan faktor individual dalam penelitian dan kesimpulannya.

Perkembangan Sosiologi di Indonesia
Soerjono soekanto membagi perkembangannya menjadi 2 periode, yaitu :
  • Sebelum PD II
Bukti-buktinya, antara lain :
  • Sri Paduka Mangkunegara IV dengan ajaran Wulang Reh (Inter Group Relation).
  • Ki Hajar Dewantara dengan konsep kepemimpinan dan kekeluargaan Indonesia yang nyata dipraktekan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa.
  • Karya sarjana Belanda : Snouck Hurgronye, Van Vollen Hoven, Ter Haar yang mengambil masyarakat Indonesia sebagai objek perhatian. Pada tulisan-tulisan tersebut nampak adanya unsur-unsur sosiologis yang dikupas secara ilmiah.
  • Periode Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta yang memberikan kuliah Sosiologi hanya sebagai orientasi pengajaran yang bersifat sosial dan teoritis. Tahun 1934/1935 kuliah sosiologi ditiadakan karena dianggap tidak diperlukan dalam hubungannya dengan pelajaran hukum.

  • Setelah PD II
  • Kemerdekaan setelah proklamasi 17 Agustus 1945 pada Akademik Ilmu polotik Yogyakarta sekarang dikenal Fakultas Sosial Politik UGM diajarkan mata kuliah Sosiologi.
  • Tahun 1950 dibuka kesempatan bagi mahasiswa dan sarjana unutk belajar ke luar negeri memperdalam pengetahuanya tentang sosiologi.
  • Buku sosiologi karangan Djody Gondokusuma “Sosiologi Indonesia” dan Hassan Shadily “Sosiologi Untuk Masyarakat indonesia” merupakan buku pertama berbahasa Indonesia, serta Selo Soemardjan “Social Changes in Yogyakarta” merupakan desertasinya untuk mencapai Doktor pada Cornel University.
  • Suasana revolusi fisik terasa kehausan golongan terpelajar akan ilmu pengetahuan untuk membantu usaha mereka dalam memahami perubahan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia.

Referensi : Pengantar Sosiologi, Soerjono Soekanto.

No comments:

Post a Comment