Blognya Anak Kuliahan

Friday, December 15, 2017

Field Trip ke Pabrik Pembuatan Rumah

Dampak kemajuan teknologi dari tahun ke tahun semakin menggila. Hal-hal yang dulunya dianggap mustahil kini bisa dengan mudah diwujudkan. Mungkin tidak pernah terbayangkan oleh nenek moyang kita bahwa kini bepergian jauh ribuan kilometer bisa ditempuh hanya dalam hitungan jam, berkirim kabar dengan kerabat yang jauh terpisah hanya hitungan detik, dan berbagai keajaiban lainnya yang berada diluar jangkauan manusia seabad yang lalu. Teknologi memang sangat mempermudah manusia.

Namun pernahkah terpikir membangun sebuah rumah yang idealnya dikerjakan dalam waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan bisa selesai hanya dalam satu hari? Mustahil? Mungkin saja?. Dan jawabannya adalah ya, sebuah rumah sangat mungkin untuk dibangun dalam hitungan hari. Alhamdulillah, saya berkesempatan langsung untuk mengunjungi pabrik yang mampu memanfaatkan kemajuan peradaban teknologi yang luar biasa dasyat ini.

Melalui salah satu mata kuliah yang saya ambil pada semester kedua tahun ajaran 2016/2017, Sustainable Housing Development, saya mendapatkan kesempatan untuk menjalani studi lapangan di salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang konstruksi dan manufaktur terbesar di Glasgow yang bernama CCG. Walaupun bukan perusahaan milik negara, perusahaan ini telah lama menjadi mitra yang dipercayakan oleh Pemerintah Skotlandia untuk membangun beberapa proyek perumahan di beberapa wilayah di pinggiran kota.

Adalah konsep off-site manufacture istilah yang digunakan untuk menjelaskan teknik membangun rumah yang dilakukan bukan di lahan yang akan didiami, melainkan di pabrik khusus. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk membangun rumah dengan metode off-site manufacture. Tahap pertama adalah desain, klien berkonsultasi dengan tim desain untuk menentukan tampilan rumah impian dan jenis material bangunan yang akan dipakai, tahapan ini menentukan jumlah alokasi dana yang nantinya akan dikeluarkan oleh si klien.

Setelah desainer yang ditunjuk berhasil meyakinkan klien untuk mengambil desain yang sesuai dengan keinginan dan rekomendasi, pihak perusahaan langsung menyiapkan sejumlah komponen utama bangunan seperti dinding, lantai, atap, pintu, dan jedela dengan menggunakan software canggih yang bernama CAD/CAM (computer-aided design and computer-aided manufacturing). Tahapan ini bisa selesai dalam waktu satu hari, dan bisa lebih tergantung kompleksitas desain.



Komponen utama bangunan yang telah rampung akan dikirimkan ke tempat tujuan di seluruh Skotlandia dan Britania Raya melalui jalur darat, pihak perusahaan berani menggaransi bahwa proses pengiriman mengambil waktu tidak lebih dari 24 jam. Kemudian tahapan terakhir sekaligus yang paling menentukan adalah proses instalasi bangunan di lahan yang akan ditempati dengan menggunakan sejumlah alat berat yang dikendalikan oleh teknisi-teknisi profesional.

Setiap tahunnya, CCG mampu memproduksi sekitar 3000 unit rumah, bahkan salah satu pengalaman terbaik mereka adalah ketika berhasil menangani proyek 100 unit rumah yang bisa selesai dalam waktu 100 hari. Bagi mereka, membangun rumah merupakan pekerjaan yang sangat menyenangkan, apalagi dengan dukungan teknologi tingkat tinggi dan pekerja yang berkompeten menambah kemudahan bagi mereka dalam mewujudkan impian masyarakat untuk memiliki rumah idaman.

Harus diakui bahwa memang ada kesenjangan teknologi antara negara-negara maju di Eropa dan amerika dengan negara-negara berkembang seperti Indonesia, seperti halnya off-site manufacture yang sudah lama diterapkan di negara-negara maju tetapi belum sama sekali menyentuh negara-negara berkembang. Saat ini Indonesia masih berfokus pada pengentasan permasalahan sosial seperti pengembangan sumber daya manusia, sehingga memang belum siap untuk mengaplikasikan teknologi berdaya saing tinggi.


Ketika Indonesia telah memiliki sumber daya manusia yang terampil di masa depan, bukan tidak mungkin suatu saat perkembangan teknologi di Indonesia akan mampu melampaui teknologi yang dikembangkan oleh negara-negara hebat seperti Jepang, Cina, Amerika, Jerman, Inggris, dan lain sebagainya. Dan ini merupakan amanah sekaligus tantangan bagi pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di luar negeri untuk kembali ke bumi pertiwi demi membangun bangsa.

1 comment:

  1. Thankyou for sharing the experience, Wooww the office is so nice and that's really large and also clean. Make your new house and look so nice and clean. biesterbosgroep.nl

    ReplyDelete