Kegiatan kampanye yang dilakukan oleh
tim kampanye berkaitan erat dengan kegiatan pemasaran politik (political
marketing). Kampanye merupakan bagian penting atau salah satu bentuk
penting dari pemasaran politik. Dengan semakin ketatnya persaingan politik
karena berlangsungnya sistem multipartai dan pemilihan secara langsung saat
ini, maka pemasaran politik semakin diperlukan. Untuk memahami lebih jauh
bagaimana tahapan dan proses kampanye dijalankan, ada beberapa model kampanye
yang bisa digunakan:
Model
Komponensial Kampanye
Model kampanye ini
didasarkan pada komponen atau unsur-unsur dalam proses komunikasi yang
meliputi: sumber (komunikator), pesan, saluran (media), penerima (komunikan),
efek, dan umpan balik (feed back). Unsur-unsur tersebut harus dipandang
sebagai satu kesatuan yang mendeskripsikan dinamika proses kampanye. Model ini
menempatkan sumber kampanye sebagai pihak yang dominan mengkonstruksi pesan
yang ditujukan untuk membuat perubahan pada khalayak. Pesan-pesan kampanye
disampaikan melalui berbagai media atau saluran baik yang sifatnya formal atau
non formal, media massa atau saluran personal, dan lain-lain. Terjadinya efek
berupa perubahan pada diri khalayak bisa diidentifikasi dari umpan balik yang
diterima sumber kampanye.
Model
Perkembangan Lima Tahap Fungsional
Model ini cukup populer
karena sifatnya yang fleksibel untuk diterapkan pada berbagai jenis kampanye,
baik kampanye produk, kampanye politik, maupun kampanye sosial. Model ini
menjelaskan adanya lima tahap kegiatan kampanye, yaitu: identifikasi,
legitimasi, partisipasi, penetrasi, dan distribusi. Tahap identifikasi
adalah tahap penciptaan identitas kampanye yang mudah dikenali dan diingat oleh
khalayak. Tahap legitimasi merupakan tahap “pengakuan” keberadaan
peserta kampanye oleh khalayak. Dalam kampanye politik misalnya, legitimasi
diperoleh kandidat atau partai politik ketika masuk dalam daftar peserta, atau
kandidat memperoleh dukungan dalam polling yang dilakukan oleh lembaga
independen, atau para pejabat politik yang sedang berkuasa. Tahap
partisipasi menunjuk pada partisipasi atau dukungan yang diberikan oleh
khalayak. Partisipasi ini bisa bersifat nyata maupun simbolik. Tahap
penetrasi bila kandidat atau partai politik telah hadir dan mendapat tempat
dalam hati khalayak. Tahap distribusi disebut juga sebagai tahap
pembuktian. Pada umumnya tujuan kampanye telah tercapai pada tahap ini, tinggal
bagaimana membuktikan janji-janjinya pada pemilihnya. Bila kandidat terpilih
gagal dalam tahap ini, bisa berakibat buruk bagi kelangsungan jabatannya.
Pemilih bisa jadi tidak akan memilih kandidat atau partai yang tidak bisa
membuktikan janji-janjinya pada pemilu berikutnya.
Model
Fungsi-fungsi Komunikatif
Model ini juga melihat
kampanye dari tahap-tahap proses kampanye yang dilakukan. Langkah-langkah
kampanye dimulai dari surfacing, primary, nominating, dan diakhiri
dengan election. Tahap surfacing atau pemunculan dimulai ketika
kandidat atau partai secara resmi mencalonkan diri. Dalam tahap ini khalayak
mulai mengetahui kemunculan kandidat atau partai. Tahap primary
merupakan upaya untuk memfokuskan perhatian khalayak pada kandidat atau partai.
Dalam kampanye politik pada tahap ini antar kandidat atau partai akan
“berlomba-lomba” menarik perhatian khalayak. Terakhir tahap election atau
pemilihan dimana khalayak menentukan pilihannya pada kandidat atau partai
tertentu.
Dari
hasil penelaahan model yang dilakukan oleh Venus, kebanyakan model-model
kampanye yang dibahas dalam literatur komunikasi memusatkan perhatiannya pada tahapan proses
kegiatan kampanye. Sangat sedikit, kalau tidak bisa dikatakan hampir
tidak ada, model kampanye yang menggambarkan kampanye berdasarkan unsur-unsur
komunikasi sebagaimana ketika menjelaskan proses komunikasi yang terdiri
dari unsur-unsur komunikator, pesan, media, komunikan, dan feed back. Padahal
sesungguhnya kegiatan kampanye politik merupakan bentuk kegiatan komunikasi
politik.
No comments:
Post a Comment