PEMILU kada DKI Jakarta akan berlangsung pada 11 Juli 2012.
Enam pasang calon gubernur dan wakil gubernur bertarung untuk menjadi pemimpin
DKI Jakarta lima tahun ke depan. Empat pasang berasal dari partai politik dan
dua pasang calon independen. Dalam sejarahnya baru kali ini pemilu kada DKI diikuti
oleh lebih dari dua calon. Terlebih lagi terdapat calon independen, hal yang
belum terjadi pada pemilukada sebelumnya. Sulit diprediksi siapa yang akan
keluar sebagai pemenang, mengingat setiap calon memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Begitu strategisnya peran Gubernur DKI Jakarta yang memimpin
ibu kota negara sehingga semua partai politik di negeri ini mengusung calon
terbaik untuk menjadi gubernur. Demikian pula tidak mudah menjadi calon
independen karena mengumpulkan minimal 400 ribu suara pendukung yang dibuktikan
dengan fotokopi KTP yang sah dan masih berlaku. Hampir semua calon yang ada
memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin DKI Jakarta karena memiliki latar
belakang pengalaman yang beragam, baik sebagai kepala daerah yang masih aktif,
politikus, akademisi, mantan militer, maupun praktisi pemerintahan.
Tidak mudah menemukan pemimpin yang mumpuni pada zaman ini.
Terdapat orang tertentu yang memang dianugerahi sejak lahir dengan bakat
sebagai pemimpin (leaders are born). Akan tetapi, sebagian besar pemimpin yang
ada saat ini hadir karena proses dan diciptakan (leaders are made). Pemimpin
tipe ini tumbuh dan berkembang dari bawah, ditempa oleh berbagai pengalaman,
ketekunan, dan kerja keras, serta tidak berhenti belajar sepanjang hidupnya.
Kualitas pemimpin pada umumnya dibentuk melalui suatu proses
yang memerlukan waktu dan upaya, bukan didapat secara instan. Tipikal pemimpin
pada era modern saat ini yang dibutuhkan ialah kepemimpinan yang melayani
(servant leadership), yakni suatu tipe atau model kepemimpinan yang
dikembangkan untuk mengatasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh masyarakat
atau bangsa.
Pemimpin pelayan (servant leader) mempunyai kecenderungan
lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan, dan aspirasi orang-orang yang
dipimpinnya di atas dirinya. Orientasinya ialah untuk melayani, cara pandangnya
holistik, dan bekerja dengan standar moral spiritual yang tinggi. Ia tidak
minta dilayani, tetapi justru bertindak sebagai pelayan yang oleh Robert
Greenleaf disebut `good leaders must first become good servants'.
Perlu Bukti Konkret
Warga DKI Jakarta adalah pemilih yang cerdas dan tentunya
akan menggunakan hak suara mereka secara bertanggung jawab untuk memilih
pemimpin sesuai kebutuhan Jakarta hari ini. Persoalan Jakarta memang sangat
kompleks dari kemacetan yang sudah pada stadium parah. Banjir yang selalu
mengancam, tindak kriminal yang terus meningkat setiap tahunnya, lapangan kerja
yang minim dan tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja, polusi udara yang
parah, arus urbanisasi yang tak terbendung, penggusuran permukiman penduduk dan
pedagang kaki lima tanpa perikemanusiaan, sampai warga miskin, pengemis, dan
gelandangan yang tak terurus dan terus bertambah. Para calon gubernur sudah
menawarkan berbagai program untuk Jakarta yang lebih baik pada masa lima tahun
mendatang.
Untuk mendapatkan pemimpin yang baik dan dapat memenuhi
keinginan serta kebutuhan masyarakat saat ini memang tidak gampang. Dengan
melihat track record para calon, selanjutnya memastikan siapa yang akan dipilih
dan pantas untuk dijadikan pemimpin. Pemimpin yang baik pasti memiliki
kelebihan sebagai faktor pendukung dalam rangka melaksanakan amanah sebagai
pemimpin.
Kenneth Blanchard dalam bukunya, Leadership By The Book,
menggambarkan bahwa pemimpin yang berkarakter melayani dapat dilihat dari tiga
hal. Pertama, memiliki hati yang melayani. Seorang pemimpin harus memiliki
empati dan simpati kepada warga masyarakat yang dipimpinnya. Ia sedapatnya
mampu memberikan motivasi kepada warga yang dipimpinnya. Sebagai rakyat, kita
tentu membutuhkan pemimpin yang dapat memberikan motivasi bila kita sedang
mengalami kesulitan.
Kepemimpinan sejati dimulai dengan contoh dan sikap hidupnya
yakni mengelola dirinya sendiri, kemudian bergerak keluar untuk mengelola dan
melayani rakyatnya. Di sinilah pentingnya integritas dan karakter pemimpin
sejati agar diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Pemimpin sejati berorientasi
untuk membangun masyarakat dan daerahnya serta kepentingan publik pada umumnya
lebih diutamakan daripada kepentingan diri dan golongannya.
Pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah pemimpin
yang bertanggung jawab. Ia akan berdiri paling depan jika rakyat membutuhkannya.
Seluruh perkataan, pikiran, dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat dan kepada Tuhan Sang Pencipta. Pemimpin yang melayani adalah
pemimpin yang mampu mengendalikan dirinya. Mengedepankan kepentingan umum di
atas kepentingan sendiri dan memiliki ketahanan mental yang kuat. Seorang
pemimpin sejati selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri dan tidak
mudah emosi, bertindak objektif dalam menghadapi tekanan atau intervensi dari
pihak mana pun, termasuk tuntutan transparansi dari publik.
Kedua, memiliki kepala yang melayani. Seorang pemimpin tidak
cukup hanya memiliki hati atau karakter saja, tetapi harus memahami seni
memimpin. Untuk itu, seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan yang luas
tentang kepemimpinan dan hakikat kepemimpinannya. Dengan pengetahuan serta
pengalamannya, diharapkan menghasilkan kepemimpinan yang efektif. Ia tahu apa
yang terbaik untuk rakyatnya karena memiliki visi yang jelas dan mampu
diimplementasikan dalam tindakan nyata. Selain itu, selalu aktif dan proaktif
dalam mencari solusi atas setiap permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh
rakyatnya. Seorang pemimpin yang `berkepala' memiliki pula kemampuan untuk
membuat perencanaan yang baik. Konon menurut para ahli, perencanaan yang baik
dapat mencerminkan 50% keberhasilan dari apa yang direncanakan.
Ketiga, memiliki tangan untuk melayani. Seorang pemimpin
yang baik adalah yang telah merelakan hidupnya untuk rakyat yang dipimpinnya.
Ia akan menjadi contoh dan be kerja tanpa kenal lelah, selama 24 jam sehari
untuk kepentingan rakyatnya. Seorang yang memiliki tangan yang melayani akan
bekerja secara sungguhsungguh untuk kesejahteraan rakyat. Ia tidak hanya
memberikan perintah dan berpangku tangan saja, tetapi dengan cekatan
menyingsingkan lengan bajunya dan turun di tengahtengah warga masyarakat guna
membantu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi.
Pada hakikatnya tugas pemimpin pemerintahan pada level apa
pun baik pemerintah pusat maupun daerah dan pada jabatan apa pun ialah
melaksanakan dua tugas pokok, yakni menyelenggarakan administrasi pemerintahan
dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, jika akan menjadi
calon pemimpin pemerintahan, ia tidak cukup hanya mengobral janji selama masa
kampanye, tetapi harus mewujudkannya. Jika ia pemimpin sejati dan memiliki
hati, ia akan selalu bertindak adil dan bebas KKN dalam setiap kebijakannya
karena keberpihakannya jelas kepada rakyat yang ia pimpin.
Akhirnya siapa pun Gubernur DKI Jakarta terpilih kelak,
kiranya jangan mengecewakan pemilihnya, bekerjalah dengan hati, kepala, dan
tangan.
No comments:
Post a Comment