Blognya Anak Kuliahan

Thursday, December 21, 2017

Begini Cara Menghitung Band Score IELTS yang Benar (Listening dan Reading)

December 21, 2017 1
Begini Cara Menghitung Band Score IELTS yang Benar (Listening dan Reading)
Sistem penghitungan atau penilaian IELTS berbeda dengan TOEFL, jika nilai TOEFL bisa mencapai angka 600an, maka IELTS hanya cuma 9 (Sembilan) untuk band/score tertingginya. Jumlah soal yang diujikan juga berbeda. Untuk soal Listening dan Reading jumlah soal 50 untuk TOEFL, sedangkan IELTS hanya 40 untuk masing-masing modul tersebut. Satu hal yang menjadi persamaan cara penghitungan antara IELTS dan TOEFL adalah idak adanya penalty atau sistem pengurangan nilai untuk setiap jawaban yang salah.

Cara menghitung perolehan skor akhir TOEFL telah saya bahas pada postingan saya sebelumnya disini!!!

Adapun cara menghitung score atau band IELTS khusus untuk sesi Listening dan Reading bisa dilihat pada table konversi dibawah ini:
Table Konversi Band Score IELTS Listening (Academic dan General Training)
Jawaban Benar
Band Score
40
9
38-39
8.5
35-37
8
33-34
7.5
30-32
7
27-29
6.5
23-26
6
20-22
5.5
16-19
5
14-15
4.5
12-13
4

Table Konversi Band Score IELTS Reading (Academic)
Jawaban Benar
Band Score
39-40
9
37-38
8.5
35-36
8
33-34
7.5
30-32
7
27-29
6.5
23-26
6
19-22
5.5
15-18
5
13-14
4.5
10-12
4
8-9
3.5
6-7
3
4-5
2.5

Table Konversi Band Score IELTS Reading (General Training)
Jawaban Benar
Band Score
40
9
39
8.5
37-38
8
36
7.5
34-35
7
32-33
6.5
30-31
6
27-29
5.5
23-26
5
19-22
4.5
15-18
4
12-14
3.5
9-11
3
6-8
2.5

Tidak diterapkannnya sistem penalty menjadi keutungan bagi para peserta IELTS, karena mereka tidak perlu ragu dalam memberikan jawaban. Apabila tebakannya benar, mereka akan beruntung, dan sedikitpun tidak dirugikan dengan jawabannya yang salah. Namun yang pasti, mereka harus bisa memberikan jawaban terbaiknya, karena setiap jawaban yang benar akan dihitung dan mempengaruhi perolehan akhir dari band score.


Begitulah sekilas pengetahuan tentang cara menghitung perolehan akhir dari skor atau band IELST untuk sesi Listening dan Reading secara benar menurut konversi table yang telah ditetapkan oleh University of Cambridge Local Examinations Syndicate, British Council dan IDP Education Australia. Semoga bermanfaat!!!


Wednesday, December 20, 2017

Macam-Macam Band Score Dalam IELTS

December 20, 2017 1
Macam-Macam Band Score Dalam IELTS
BAGAIMANA IELTS DINILAI?
IELTS menyediakan profil kemampuan Anda dalam menggunakan Bahasa Inggris. Dengan kata lain, hasil IELTS Anda akan terdiri dari skor di empat keterampilan (Listening, Reading, Writing, dan Speaking) yang kemudian dirata-ratakan untuk diberikan Skor/Band akhir. Kinerja atau performa kandidat saat ujian akan dinilai dalam setiap keterampilannya pada skala 9 (Sembilan) hingga 1 (satu).

Selain skor untuk keseluruhan kemampuan bahasa, IELTS memberikan skor, dalam bentuk profil, untuk masing-masing dari empat keterampilan tersebut. Semua skor dicatat pada formulir laporan ujian atau sertifikat. Setiap Band Score akan disesuaikan dengan pernyataan deskriptif yang memberikan gambaran secara ringkas terhadap kemampuan bahasa Inggris dari kandidat yang diklasifikasikan pada tingkat tertentu. Adapun pernyataan deskriptifnya adalah sebagai berikut:

Band Score
Criteria
Description
9
Expert User
Has fully operational command of the language: appropriate, accurate and fluent with complete understanding.
8
Very good user
Has fully operational command of the language with only occasional unsystematic inaccuracies and inappropriacies. Misunderstandings may occur in unfamiliar situations. Handles complex detailed argumentation well.
7
Good user
Has operational command of the language, though with occasional inaccuracies, inappropriacies and misunderstandings in some situations. Generally handles complex language well and understands detailed reasoning.
6
Competent user
Has generally effective command of the language despite inaccuracies, inappropriacies and misunderstandings. Can use and understand fairly complex language, particularly in familiar situations.
5
Modest user
Has partial command of the language, coping with overall meaning in most situations, though is likely to make many mistakes. Should be able to handle basic communication in own field.
4
Limited user
Basic competence is limited to familiar situations. Has frequent problems in understanding and expression. Is not able to use complex language.
3
Extremely limited user
Conveys and understands only general meaning in very familiar situations. Frequent breakdowns in communication occur.
2
Intermittent user
No real communication is possible except for the most basic information using isolated words or short formulae in familiar situations and to meet immediate needs. Has great difficulty understanding spoken and written English.
1
Non user
Essentially has no ability to use the language beyond possibly a few isolated words.
0
Did not attempt the test
No assessable information provided.


Sebagai catatan, tidak semua perguruan tinggi di luar negeri menetapkan band score yang sama, hal ini tergantung dari posisi rangking universitas dan juga program studi yang ditawarkan. Namun, bisa dipastikan bahwasanya sebagian besar universitas dan perguruan tinggi di Inggris Raya, Australia, Selandia Baru, Kanada, termasuk Amerika Serikat mensyaratkan IELTS Overall Band Score 6.5 sebagai batas minimal untuk masuk ke program akademik.

Sekilas Pengetahuan Tentang IELTS

December 20, 2017 1
Sekilas Pengetahuan Tentang IELTS
APA ITU IELTS?
Secara sederhana IELTS (International English Language Testing System) dapat diartikan sebagai salah satu jenis tes/ujian kemampuan berbahasa inggris. IELTS telah diakui secara luas sebagai alat yang dapat diandalkan untuk menilai kemampuan kandidat yang akan belajar atau bekerja di lingkungan atau negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Dalam penyelenggaraannya, IELTS sendiri dimiliki oleh tiga mitra, yaitu; University of Cambridge Local Examinations Syndicate, British Council dan IDP Education Australia.


MANFAAT BELAJAR IELTS
Tes IELTS dirancang untuk menilai kemampuan sesorang dalam memahami bahasa inggris dalam bentuk tulisan maupun lisan dalam konteks pendidikan. Oleh karena itu, dengan belajar IELTS, anda tidak hanya akan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian, tetapi juga untuk masa depan anda sebagai siswa di lingkungan yang berbahasa Inggris.


BAGAIMANA FORMAT TESTNYA?
Terdapat empat macam skill yang akan diuji, yaitu; Listening, Reading, Writing, dan Speaking. Semua kandidat akan mengambil modul Listening dan Speaking yang sama, kemudian untuk modul Reading dan Writing akan disesuaikan dengan pilihan kandidat, apakah seorang kandidat mengikuti ujian Academic atau General Training.

Academic. Bagi kandidat yang mengikuti ujian untuk kebutuhan persyaratan dalam mengikuti program sarjana atau pascasarjana, atau untuk alasan professional lainnya.
General Training. Bagi kandidat yang mengikuti tes masuk program kejuruan atau pelatihan yang tidak pada tingkatan sarjana atau masuk ke sekolah menengah, dan juga untuk tujuan keimigrasian.

Jenis modul adalah sebagai berikut:
Listening
4 sections, 40 items
30 minutes
Academic Reading: 3 sections, 40 items 60 minutes
OR
General Training Reading: 3 sections, 40 items 60 minutes
Academic Writing: 2 tasks 60 minutes
OR
General Training Writing: 2 tasks 60 minutes
Speaking
11 to 14 minutes
Total test time
2 hours 44 minutes


Listening
Terbagi dalam empat bagian, masing-masing berisi 10 pertanyaan. Dua bagian pertama berkaitan dengan masalah social, ada percakapan antara dua pembicara dan kemudian monolog. Dua bagian terakhir berkaitan dengan situasi yang terkait dengan konteks pendidikan atau pelatihan, ada percakapan antara dua sampai empat orang dan kemudian monolog.

Berbagai jenis pertanyaan digunakan, termasuk: pilihan ganda, pertanyaan singkat, melengkapi kalimat, catatan/grafik/tabel, pelabelan diagram, klasifikasi, dan pencocokan. Kandidat akan mendengarkan rekaman hanya sekali saja dan dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan sambil mendengarkan rekaman pertanyaan diputar. Kemudian, setelah seluruh rekaman audio berakhir, terdapat waktu sepuluh menit yang diberikan di akhir untuk mentransfer jawaban ke lembar jawaban.


Reading (Academic)
Terdapat 40 pertanyaan yang terbagi dalam tiga bagian bacaan, dari pertanyaan yang mudah hingga pertanyaan yang sulit. Teks bacaan diambil dari majalah, jurnal, buku dan surat kabar, dan setidaknya satu teks berisi argumen logis yang terperinci.

Berbagai jenis pertanyaan digunakan, termasuk: pilihan ganda, pertanyaan singkat, melengkapi kalimat, catatan/grafik/tabel, pelabelan diagram, klasifikasi, mencocokkan daftar/frase yang sesuai, memilih judul paragraf yang sesuai dari daftar yang ada, identifikasi pandangan/sikap penulis, dan YES/NO/NOT GIVEN, atau TRUE/FALSE/NOT GIVEN.


Reading (General Training)
Terdapat 40 pertanyaan yang terbagi dalam tiga bagian bacaan, dari pertanyaan yang mudah hingga pertanyaan yang sulit. Teks bacaan diambil dari poster pemberitahuan, iklan, selebaran, surat kabar, buku petunjuk, buku dan majalah. Bagian pertama, berisi teks bahasa Inggris dasar yang berhubungan dengan kelangsungan hidup, terutama berkaitan dengan penyediaan informasi faktual. Bagian kedua, berfokus pada konteks pelatihan dan melibatkan teks bahasa yang lebih kompleks. Dan bagian ketiga, terdapat bacaan teks yang lebih banyak, dengan struktur yang lebih kompleks, namun dengan penekanan pada teks deskriptif dan instruktif daripada argumentatif.

Berbagai jenis pertanyaan digunakan, termasuk: pilihan ganda, pertanyaan singkat, melengkapi kalimat, catatan/grafik/tabel, pelabelan diagram, klasifikasi, mencocokkan daftar/frase yang sesuai, memilih judul paragraf yang sesuai dari daftar yang ada, identifikasi pandangan/sikap penulis, dan YES/NO/NOT GIVEN, atau TRUE/FALSE/NOT GIVEN.


Writing (Academic)
Peserta diberikan waktu satu jam untuk menyelesaikan dua macam tugas (Task). Yaitu; Task 1 dengan alokasi waktu selama 20 menit, untuk menyelesaikan tulisan sebanyak 150 kata, dan Task 2 dengan alokasi waktu selama 40 menit, untuk menyelesaikan tulisan sebanyak 250 kata. Perlu diketahui bahwasanya bobot nilai Task 2 lebih banyak daripada Task 1.
  • Pada Task 1, kandidat diminta melihat diagram atau tabel untuk mempresentasikan informasinya dengan kata-kata mereka sendiri. Kandidiat akan dinilai kemampuannya dalam mengatur, menyajikan dan membandingkan data, menggambarkan tahapan/proses, menggambarkan suatu objek/peristiwa, dan menjelaskan bagaimana sesuatu bekerja.
  • Pada Task 2, kandidat akan dihadapkan pada satu topik permasalahan untuk diuji kemampuannya dalam menyajikan sebuah argumentasi dan sudut pandang. Kandidat dinilai berdasarkan kemampuan mereka dalam menyajikan solusi atas masalah tersebut, menyajikan dan membenarkan pendapat, membandingkan dan membedakan bukti dan pendapat, mengevaluasi dan menantang gagasan, bukti/argumen. Kandidat juga akan dinilai berdasarkan kemampuan mereka untuk menulis dengan gaya bahasa yang sesuai.


Writing (General Training)
Peserta diberikan waktu satu jam untuk menyelesaikan dua macam tugas (Task). Yaitu; Task 1 dengan alokasi waktu selama 20 menit, untuk menyelesaikan tulisan sebanyak 150 kata, dan Task 2 dengan alokasi waktu selama 40 menit, untuk menyelesaikan tulisan sebanyak 250 kata. Perlu diketahui bahwasanya bobot nilai Task 2 lebih banyak daripada Task 1.
  • Pada Task 1, kandidat diminta untuk menanggapi suatu masalah dari surat yang meminta informasi atau menjelaskan suatu situasi. Mereka dinilai berdasarkan kemampuan mereka untuk terlibat dalam korespondensi pribadi, mendapatkan dan memberikan informasi faktual umum, mengungkapkan kebutuhan, keinginan, suka dan tidak suka, mengungkapkan pendapat, keluhan, dll.
  • Pada Task 2, kandidat akan dihadapkan pada satu topik permasalahan untuk diuji kemampuannya dalam menyajikan sebuah argumentasi dan sudut pandang. Kandidat dinilai berdasarkan kemampuan mereka dalam menyajikan solusi atas masalah tersebut, menyajikan dan membenarkan pendapat, membandingkan dan membedakan bukti dan pendapat, mengevaluasi dan menantang gagasan, bukti/argumen. Kandidat juga akan dinilai berdasarkan kemampuan mereka untuk menulis dengan gaya bahasa yang sesuai.


Speaking
Modul Speaking ingin menilai apakah kandidat dapat berkomunikasi secara efektif dalam bahasa Inggris. Adapun hal-hal yang akan menjadi penilaian, seperti; fluency and coherence, lexical resource, grammatical range and accuracy, dan pronunciation. Modul ini membutuhkan waktu antara 11 hingga 14 menit, yang berisikan wawancara lisan antara kandidat dan penguji (examiner), dan Speaking sendiri terbagi dalam tiga bagian utama:
  • Part 1. Berisikan perkenalan dan pertanyaan-pertanyaan umum tentang kandidat, rumah/keluarga mereka, pekerjaan/studi mereka, minat/hobi dan berbagai topik sejenisnya. Bagian ini akan berlangsung antara empat sampai lima menit.
  • Part 2. Kandidat akan diberikan kartu tugas yang berisikan topik tertentu dan berbicara selama dua hingga tiga menit. Kandidat diberikan waktu satu menit untuk mempersiapkan diri dengan membuat beberapa catatan jika mereka menginginkannya, diakhir Examiner akan mengajukan satu atau dua pertanyaan yang berhubungan dengan topik yang diberikan.
  • Part 3. Examiner dan kandidat akan terlibat dalam diskusi panjang tentang isu dan konsep yang lebih abstrak, yang secara tematis masih terkait dengan topik yang diminta di Part 2. Diskusi akan berlangsung selama empat hingga lima menit.



Itulah sedikit penjelasan dan pengertian tentang IELTS, manfaat IELTS, dan seperti apa format ujian/tes IELTS itu sendiri. Semoga bermanfaat!!!

Friday, December 15, 2017

Field Trip ke Pabrik Pembuatan Rumah

December 15, 2017 1
Dampak kemajuan teknologi dari tahun ke tahun semakin menggila. Hal-hal yang dulunya dianggap mustahil kini bisa dengan mudah diwujudkan. Mungkin tidak pernah terbayangkan oleh nenek moyang kita bahwa kini bepergian jauh ribuan kilometer bisa ditempuh hanya dalam hitungan jam, berkirim kabar dengan kerabat yang jauh terpisah hanya hitungan detik, dan berbagai keajaiban lainnya yang berada diluar jangkauan manusia seabad yang lalu. Teknologi memang sangat mempermudah manusia.

Namun pernahkah terpikir membangun sebuah rumah yang idealnya dikerjakan dalam waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan bisa selesai hanya dalam satu hari? Mustahil? Mungkin saja?. Dan jawabannya adalah ya, sebuah rumah sangat mungkin untuk dibangun dalam hitungan hari. Alhamdulillah, saya berkesempatan langsung untuk mengunjungi pabrik yang mampu memanfaatkan kemajuan peradaban teknologi yang luar biasa dasyat ini.

Melalui salah satu mata kuliah yang saya ambil pada semester kedua tahun ajaran 2016/2017, Sustainable Housing Development, saya mendapatkan kesempatan untuk menjalani studi lapangan di salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang konstruksi dan manufaktur terbesar di Glasgow yang bernama CCG. Walaupun bukan perusahaan milik negara, perusahaan ini telah lama menjadi mitra yang dipercayakan oleh Pemerintah Skotlandia untuk membangun beberapa proyek perumahan di beberapa wilayah di pinggiran kota.

Adalah konsep off-site manufacture istilah yang digunakan untuk menjelaskan teknik membangun rumah yang dilakukan bukan di lahan yang akan didiami, melainkan di pabrik khusus. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk membangun rumah dengan metode off-site manufacture. Tahap pertama adalah desain, klien berkonsultasi dengan tim desain untuk menentukan tampilan rumah impian dan jenis material bangunan yang akan dipakai, tahapan ini menentukan jumlah alokasi dana yang nantinya akan dikeluarkan oleh si klien.

Setelah desainer yang ditunjuk berhasil meyakinkan klien untuk mengambil desain yang sesuai dengan keinginan dan rekomendasi, pihak perusahaan langsung menyiapkan sejumlah komponen utama bangunan seperti dinding, lantai, atap, pintu, dan jedela dengan menggunakan software canggih yang bernama CAD/CAM (computer-aided design and computer-aided manufacturing). Tahapan ini bisa selesai dalam waktu satu hari, dan bisa lebih tergantung kompleksitas desain.



Komponen utama bangunan yang telah rampung akan dikirimkan ke tempat tujuan di seluruh Skotlandia dan Britania Raya melalui jalur darat, pihak perusahaan berani menggaransi bahwa proses pengiriman mengambil waktu tidak lebih dari 24 jam. Kemudian tahapan terakhir sekaligus yang paling menentukan adalah proses instalasi bangunan di lahan yang akan ditempati dengan menggunakan sejumlah alat berat yang dikendalikan oleh teknisi-teknisi profesional.

Setiap tahunnya, CCG mampu memproduksi sekitar 3000 unit rumah, bahkan salah satu pengalaman terbaik mereka adalah ketika berhasil menangani proyek 100 unit rumah yang bisa selesai dalam waktu 100 hari. Bagi mereka, membangun rumah merupakan pekerjaan yang sangat menyenangkan, apalagi dengan dukungan teknologi tingkat tinggi dan pekerja yang berkompeten menambah kemudahan bagi mereka dalam mewujudkan impian masyarakat untuk memiliki rumah idaman.

Harus diakui bahwa memang ada kesenjangan teknologi antara negara-negara maju di Eropa dan amerika dengan negara-negara berkembang seperti Indonesia, seperti halnya off-site manufacture yang sudah lama diterapkan di negara-negara maju tetapi belum sama sekali menyentuh negara-negara berkembang. Saat ini Indonesia masih berfokus pada pengentasan permasalahan sosial seperti pengembangan sumber daya manusia, sehingga memang belum siap untuk mengaplikasikan teknologi berdaya saing tinggi.


Ketika Indonesia telah memiliki sumber daya manusia yang terampil di masa depan, bukan tidak mungkin suatu saat perkembangan teknologi di Indonesia akan mampu melampaui teknologi yang dikembangkan oleh negara-negara hebat seperti Jepang, Cina, Amerika, Jerman, Inggris, dan lain sebagainya. Dan ini merupakan amanah sekaligus tantangan bagi pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di luar negeri untuk kembali ke bumi pertiwi demi membangun bangsa.

Thursday, December 14, 2017

Sepakbola di Glasgow; Derby, Prestasi, dan Ideologi

December 14, 2017 0
Sepakbola di Glasgow; Derby, Prestasi, dan Ideologi
Bagi masyarakat di Kota Glasgow sepakbola adalah identitas, hal tersebut merujuk pada adanya tiga klub sepakbola yang bermarkas di kota ini dan bermain di level tertinggi kompetisi sepakbola Skotlandia, yaitu Celtic, Rangers, dan Partick Thistle. Ketiga klub tersebut masing-masing mewakili district di kota Glasgow dan menjadi kebanggan masyarakat setempat. 

Tidak seperti dua nama yang disebutkan pertama, nama terakhir mungkin kurang familiar bagi pecinta sepakbola di tanah air, maklum Partick Thistle hanyalah klub papan tengah dengan prestasi yang tidak begitu diperhitungkan, raihan terbaik mereka sejauh ini selama mengikuti kompetisi adalah satu gelar Scottish Cup (1920-21), dan satu gelar Scottish League Cup (1971-72), dan sama sekali belum pernah mencicipi manisnya tropi Scottish Football League (sekarang bernama Scottish Premiership).

Lain halnya dengan dua klub gaek Celtic dan Rangers yang namanya sudah sangat mendunia karena prestasi dan persaingan antara keduanya, bahkan dari sekian banyak derby bergengsi di semua liga top Eropa, rasanya tidak ada yang menyamai derby dua tim asal Glasgow ini. Derby kedua tim ini bisa dibilang salah satu rivalitas tertua dan tersengit dalam dunia sepakbola. Pertemuan kedua klub disebut juga dikenal dengan derby Old Firm, disebut Old karena persaingan keduanya telah berlangsung sangat lama, yaitu sejak abad ke-19 dan masih berlangsung sampai sekarang. Kemudian Firm bisa berarti karena keuntungan besar yang akan dan pasti selalu diperoleh oleh pihak penyelenggara ketika kedua tim bertemu, karena sudah pasti akan dipenuhi para pendukung dari kedua klub.

Kalau digabungkan dari seluruh ajang Scottish Premiership, Scottish Cup, Scottish League Cup, keduanya sudah 408 kali bertemu. Dari jumlah tersebut, Rangers mampu mencatatkan 159 kali kemenangan, lalu sebanyak 98 pertandingan imbang, dan sisanya 151 kali dimenangkan oleh Celtic. Musim 2016/17 ini, keduanya telah bertemu sebanyak lima kali di semua ajang, empat kemenangan untuk Celtic, dan satu pertandingan berakhir seri. Terakhir (29/04), Rangers dilibas tanpa ampun oleh Celtic dengan skor 1-5 di kandang sendiri.

Kemudian dalam hal prestasi, nampaknya kedua klub tersebut terlalu sangat dominan terhadap klub-klub peserta lainnya. Sejak kompetisi resmi untuk pertama kali digulirkan pada tahun 1890 hingga musim 2016/2017, tercatat sebanyak 120 gelar juara liga terdistribusi untuk 11 klub berbeda, dengan 102 gelar liga dimenangi bergantian oleh Rangers dan Celtic. Sejauh ini, Rangers tetap lebih unggul dengan mengklaim 54 gelar, Celtic menguntit dengan 48 kali naik podium. Sementara itu di level kompetisi Eropa, Celtic lebih beruntung dengan pernah mencicipi manisnya gelar Liga Champions di tahun 1967, sedangkan prestasi terbaik Rangers di Eropa adalah menjuarai Piala Winners di tahun 1972.

Meski Celtic tertinggal 6 tropi Liga dari Rangers, dalam beberapa tahun terakhir prestasi Celtic terlihat lebih moncer dibandingkan dengan sang tetangga, baik itu di kompetisi lokal maupun Eropa. Musim 2016/2017 menjadi salah satu musim terbaik bagi kubu The Hoops, dibawah asuhan pelatih Brendan Rodgers mereka berhasil menjuarai Scottish Premiership untuk enam kali berturut-turut. Kemudian catatan manis di akhir musim ditorehkan dengan juga berhasil merengkuh gelar League Cup dan Scottish Cup (domestic treble winner), hebatnya lagi dari total 47 pertandingan diseluruh turnamen domestik mereka lewati tanpa satupun kekalahan, yaitu 43 kemenangan dan sisanya empat kali imbang. 

Sementara itu, nasib buruk menimpa Rangers dengan harus rela terdegradasi hingga ke divisi keempat pada tahun 2012 karena masalah finansial, namun akhirnya kembali lagi ke level tertinggi empat musim berselang, yaitu musim 2015-2016. Pada musim pertama dan keduanya setelah promosi, Rangers belum memperlihatkan performa terbaiknya sebagai penguasa Skotlandia, The Teddy Bears hanya sanggup finish diposisi ketiga secara berturut-turut.

Selain di dalam lapangan, rivalitas kedua klub tersukses di Skotlandia tersebut bukan hanya sekedar gengsi prestasi. Di luar lapangan perang urat syaraf ini juga ikut merambah kedalam tensi aliran agama (Katolik-Protestan) dan ideologi politik (Loyalis-Republik). Glasgow Celtic yang telah berdiri sejak tahun 1888 ini dibentuk untuk memfasilitasi derasnya hasrat kaum Protestan di dalam bidang olahraga, terutama sepakbola, dan dengan serangkaian prestasi yang diukir oleh klub ini, akhirnya kaum Katolik mampu memutuskan mitos keunggulan kaum Protestan terhadap kaum Katolik.

Melihat kesuksesan Celtic di Liga, umat Protestan pun tidak mau hanya berdiam diri menunggu keruntuhan reputasi mereka. Semangat untuk menguasai kembali kompetisi di Glasgow dan bahkan di Skotlandia akhirnya memaksa Glasgow Rangers yang 16 tahun lebih tua dari Celtic dan sebenarnya sama sekali tidak mengusung aliran religius dan politik tertentu pada saat pertama kali didirikan, diakuisi oleh kaum Protestan untuk dijadikan kenderaan oleh mereka dalam menyalurkan aspirasi agamannya.

Selain itu sentimen politik ikut mewarnai perselisihan panjang antara keduanya. Rangers mengklaim diri sebagai loyalis kerajaan Inggris Raya dan mendukung penuh atas kedaulatan Ratu Elizabeth II di tanah Skotlandia, sedangkan Celtic kerap dikait-kaitkan dengan Irish Republican Army (IRA) yang mempunyai keinginan untuk memerdekan diri dan membangun negara Republik Irlandia.

Rivalitas penuh kebencian dua supporter tersebut ikut menyita perhatian dari berbagai pihak setempat, mulai dari Parlemen, kelompok-kelompok gereja, dan organisasi/komunitas lainnya. Salah satu pemandangan yang menarik adalah adanya peringatan “Match-day” yang dikeluarkan oleh penyedia sarana transportasi setempat (Bus, Kereta Api, dan Subway) di hari Celtic maupun Rangers bermain, tujuannya adalah untuk menginformasikan pada pengguna jasa transportasi untuk menghindari jam-jam tertentu dalam menggunakan moda transportasi umum, karena bisa dipastikan pada jam-jam tertentu tersebut stasiun-stasiun transportasi yang ada akan penuh sesak oleh kedua supporter tersebut. Dan juga peringatan ini berfungsi untuk melindungi warga maupun wisatawan dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti menghindarkan mereka dari sejumlah titik-titik yang berpotensi menjadi arena kerusuhan antar supporter yang bisa mengakibatkan jatuhnya korban.

Selain itu, intervensi dari sejumlah stakeholders terhadap fenomena perang saudara ini sedikit tidaknya juga ikut andil dalam menurunkan intensitas ketegangan antara keduanya. Bedasarkan hasil mediasi yang pernah dibangun, Celtic pernah meluncurkan kampanye Youth Against Bigotry yang membawa pesan moral untuk menghormati keberagaman. Begitu pula dengan Rangers yang meluncurkan kampanye anti-sektarian untuk memadamkan fanatisme buta yang bertajuk Follow with Pride. Walaupun isu perseteruan antar aliran agama maupun politik bisa dibilang sudah agak mereda, namun tidak bisa juga diklaim sudah menghilang sepenuhnya. Dari tahun ke tahun, aroma perseteruan terus saja menghiasi dinamika perjalanan kedua klub di dalam dan di luar lapangan, dan hal itulah sebenarnya yang menambah kenikmatan cerita dalam dunia persepakbolaan.