Pada dasarnya untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan
dapat dilihat dari berbagai literatur yang menyatakan pemimpin itu dilahirkan,
bukan dibuat. Ada yang mengatakan bahwa pemimpin itu terjadi karena adanya
kelompok-kelompok orang. Teori lain mengemukakan bahwa pemimpin timbul karena
situasi yang memungkinkan ia ada. Teori yang paling mutakhir melihat
kepemimpinan lewat perilaku organisasi.
Orientasi prilaku mencoba mengetengahkan pendekatan yang
bersifat Social Learning pada
kepemimpinan. Teori ini menekankan bahwa terdapat faktor penentu yang timbal
balik dalam kepemimpinan ini. Selanjutnya Thoha (1996:250-264) mengemukakan
teori dan pendekatan kepemimpinan sebagai berikut :
Teori
Sifat
Dalam teori sifat (Trait
Theory), menurut Malayu Hasibuan (2007:203) analisis ilmiah tentang
kepemimpinan dimulai dengan memusatkan perhatiannya pada pemimpin itu sendiri.
Seorang pemimpin menurut teori sifat ditandai dengan dipunyainya tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan bawahannya. Namun demikian tingkat
kecerdasan yang jauh lebih tinggi dari bawahannya juga tidak efektif, sebab
para bawahan menjadi tidak dapat memahami apa yang diinginkan pemimpin atau
tidak memahami gagasan dan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu,
idealnya seorang pemimpin sebaiknya memiliki kecerdasan yang tidak terlalu
tinggi dari bawahannya.
Teori
Kelompok
“Dalam
teori kelompok beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa mencapai
tujuan-tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif di antara
pemimpin dan pengikut-pengikutnya, terutama dimensi pemberian perhatian kepada
para pengikut, dapat dikatakan pemberian perhatian kepada para pengikut
dikatakan memberikan dukungan yang positif terhadap perspektif teori kelompok
ini” (Thoha, 1996:252).
Teori
Situasional dan Model Kontijensi
Kepemimpinan model Fiedler (Fiedler’s Centigency Model), menyatakan ada dua hal yang dijadikan
sasaran yaitu mengadakan identifikasi faktor-faktor yang sangat penting di
dalam situasi, dan kedua memperkirakan gaya atau prilaku kepemimpinan yang
paling efektif di dalam situasi tersebut.
Teori
Jalan Kecil – Tujuan (Path – Goal Theory)
“Dalam
pendekatan teori path-goal mempergunakan
kerangka teori motivasi. Hal ini merupakan pengembangan yang sehat karena
kepemimpinan di satu pihak sangat dekat, berhubungan dengan motivasi kerja dan
pihak lain berhubungan dengan kekuasaan”. (Thoha,1996:252)
Pendekatan
Social Learning dalam Kepemimpinan
Pendekatan Social
Learning merupakan suatu teori yang dapat memberikan suatu model yang
menjamin kelangsungan, interaksi timbal balik antar pemimpin, lingkungan dan
perilakunya sendiri. Pendekatan Social
Learning ini antara pemimpin dan bawahan mempunyai kesempatan untuk bisa
memusyawarahkan semua perkara yang timbul. Keduanya, pimpinan dan bawahan
mempunyai hubungan interaksi yang hidup dan mempunyai kesadaran untuk menemukan
bagaiman caranya menyempurnakan prilaku masing-masing dengan memberikan
penghargaan-penghargaan yang diinginkan.
No comments:
Post a Comment