Menjadi
seorang Ketua KPK merupakan sebuah tanggung jawab yang besar dan sangatlah
tidak mudah untuk mengembannya. Ketua KPK bisa kita ibaratkan seperti gambar
pada dua sisi mata uang logam dan gambar yin-yang menurut filosofi budaya cina,
yang mana keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Disatu
sisi yang pertama Ketua KPK dianggap sebagai sesosok pahlawan kebajikan yang dicintai,
dimana setiap kehadiranya selalu ditunggu ditengah-tengah masyarakat, aksi
heroiknya dalam pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh segerombolan penjahat yang
bernama koruptor merupakan aksi yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Kemudian
disatu sisi lainnya, Ketua KPK menjadi orang yang paling dibenci dan dianggap sebagai musuh bersama yang wajib
diperangi oleh para koruptor untuk menegakkan bendera ‘mari korupsi’, berbagai
macam upaya dilakukan oleh para koruptor dan kawan-kawan untuk melemahkan
kekuatan dasyat yang dimiliki oleh Ketua KPK, mulai dari teror, fitnah, bahkan
ancaman pembunuhan. Jadi, apabila ingin menjadi seorang Ketua KPK maka
bersiaplah untuk mendapatkan banyak teman, dan juga banyak musuh tentunya.
Bagi
saya tidaklah mengapa apabila banyak mempunyai musuh yang semuanya adalah para
koruptor dan antek-anteknya, karena mereka semua memang wajib untuk dimusuhi
dan dibumi hanguskan dari negeri tercinta ini. Dan apabila saya diberikan
kesempatan untuk mengemban amanah sebagai seorang ketua KPK maka dengan senang
hati saya akan menerima jabatan tersebut.
Melihat
kondisi KPK pada saat ini, maka terdapat tiga langkah awal yang harus saya
lakukan terlebih dulu untuk lebih menguatkan posisi KPK dalam pemberantasan korupsi, berikut tiga langkah tersebut : (1). Memperkuat kerangka hukum, (2). Merombak
habis dan memperkuat kembali struktur internal KPK, (3). Membangun kekuatan
politik dari pemerintah dan meminta dukungan dari masyarakat.
Setelah
tiga hal tersebut telah mampu terlaksana dengan baik, maka terdapat beberapa
program kerja yang akan saya lakukan untuk meningkatkan kinerja KPK dalam
pemberantasan korupsi, berikut beberapa program kerja tersebut :
- Pertama, merealisasikan wacana untuk membentuk KPK di tingkatan daerah, minimal ditingkat provinsi. Lahirnya koruptor di daerah bisa jadi karena tidak adanya suatu lembaga yang secara khusus menangani permasalahan korupsi di daerah, dengan adanya KPK di daerah maka para raja-raja daerah tersebut akan berpikir dua kali untuk melakukan praktek korupsi. Dan juga dengan adanya KPK di daerah, KPK dipusat jadi lebih bisa berkonsentrasi untuk pemberantasan korupsi dipusat.
- Kedua, mengadakan acara tahunan berupa ajang penganugerahan KPK Award, yaitu memberikan penghargaan bagi institusi pemerintah baik departemen/kementrian, dan juga pemprov hingga pemkab/pemkot yang berhasil memiliki Indeks Persepsi Korupsi (IPK) tertinggi. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan inspirasi dan contoh yang baik dalam hal pemberantasan korupsi, dan juga ikut memberikan sedikit motivasi bagi setiap departemen atau kementrian, dan juga pemprov hingga pemkab/pemkot untuk berlomba-lomba dalam pemberantasan korupsi.
- Ketiga, menjalin kerjasama dengan seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia untuk membangun program Sekolah Anti Korupsi yang dikhususkan bagi mahasiwa. Ketika masih duduk dibangku kuliah mahasiswa dikenal dengan daya kritisnya yang sangat tinggi dalam mengkritisi pemerintah terutama dalam hal pemberantasan korupsi, namun kebanyakan hal tersebut tidak terjadi lagi ketika mereka sudah duduk dikursi kepemerintahan, nikmatnya menjadi pejabat membuat mereka terlena dan lupa akan semangat yang telah dikobarkan ketika masih menjadi mahasiswa. Pada Sekolah Anti Korupsi akan diadakan berbagai macam kegiatan yang harapannya nanti akan mampu membentuk jiwa sadar anti korupsi yang bersifat permanen pada diri mahasiswa dari kuliah hingga dia lulus dan bekerja.
Saya
rasa itulah beberapa hal yang akan saya lakukan apabila saya menjadi Ketua KPK,
dan cukup tiga program saja, karena tidak usah muluk-muluk takutnya kebanyakan
program malah satu pun ngak jalan nanti… hehe… J
Nice..Tulisan yang menarik..Semoga menang ya sob...http://baihaqi-blog.blogspot.com/
ReplyDeleteoke makasih sob... :)
ReplyDeleteaaminn...
ReplyDeletethx.. :)
nice idea. Tapi mau tanya, kenapa dimulai sejak kuliah? Soalnya kalau di bangku perkuliahan bukannya karakter sudah terbentuk?
ReplyDeletedi bangku kuliah mahasiswa mulai mempunyai sikap kritis yang artinya sudah mau memikirkan nasib negara...
ReplyDeletekalau dibawahnya maunya masih main2, pacaran, dan sebagainya, jadi belum ada waktu untuk memikirkan negara...