Lembaga survei Charta Politica hari ini merilis hasil survei
dengan tema 'Stagnasi Perilaku Pemilih, dan Fenomena Partai Politik Mati Suri.
Secara umum, tidak terlalu banyak terjadi perubahan terkait elektabilitas
partai politik yang ada di Indonesia.
Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) menempati posisi teratas dengan perolehan
masing-masing Golkar 18 persen, Demokrat 12,5 persen, dan PDIP 10,8 persen.
Yang cukup mengejutkan ialah terjadinya perubahan besar pada
komposisi kekuatan partai di lapis tengah, dimana Partai Gerindra memperoleh
4,7 persen, serta Partai Nasional Demokrat (NasDem) mendapatkan 4,3 persen.
Posisi selanjutnya ditempati oleh Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) dengan 3,9 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,7 persen, Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) 2,6 persen, Partai Amanat Naional (PAN) 1,9 persen,
dan Partai Hanura 1,6 persen. Sisanya 34,4 persen mengaku belum menentukan
pilihan.
Berdasarkan hasil survei tersebut, Direktur Riset Charta
Politica Yunarto Wijaya menuturkan, ada beberapa hal yang menjadi bukti
menguatnya stagnasi para pemilih. Misalnya tidak adanya perubahan pada posisi
tiga teratas yang masih dihuni oleh partai-partai besar.
"Tidak munculnya captive market dan jaringan baru
pemilih, undecided voters masih menjadi pemenang, 34 persen responden masih
belum menentukan pilihan menjelang pemilu," ujarnya kepada wartawan di
Jakarta, Kamis (30/08/2012).
Selain itu, Yunarto juga menggaris bawahi poin yang
mengatakan bahwa hanya sekitar 14 persen masyarakat yang mengaku dekat dengan
partai politik yang didukungnya. Sedangkan 76 persen mengaku tidak memiliki
hubungan dekat dengan parpol, dan 10 persen tidak memberikan jawaban.
"Tingkat kedekatan masyarakat dengan partai politik,
atau istilahnya party id, hanya 14 persen responden yang mengaku dekat dengan
partai politik," ungkapnya.
Survei ini dilakukan pada tanggal 8-22 Juli 2012 dengan
melakukan wawancara secara tatap muka dengan menggunakan kuisioner terstruktur.
Quality control dilakukan terhadap hasil wawancara, yang dipilih secara random
sebesar 30 persen dari total sampel.
Sampel tersebut dipilih secara acak (probability sampling)
menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random
sampling). Unit sampling primer survei (PSU) ini adalah desa/kelurahan dengan
jumlah sampel masing-masing 10 orang pada setiap PSU yang berjumlah 200
desa/kelurahan yang tersebar secara proporsional.
Survei ini dilakukan dengan menggunakan sampel sebesar 2.000
responden, dengan margin of error sebesar 2,19 persen pada tingkat kepercayaan
95 persen.
No comments:
Post a Comment