Blognya Anak Kuliahan

Friday, October 26, 2012

Tujuan Dilakukan Studi Kelayakan

October 26, 2012 0

Diatas telah disebutkan bahwa  proyek  investasi  umumnya memerlukan  dana  yang cukup  besar  dan  mempengaruhi  perusahaan dalam  jangka  panjang.  Karena,  perlu dilakukan  studi  yang  berhati-hati agar jangan  sampai  proyek  itu, setelah terlanjur menginvestasikan dana yang  sangat  besar,  ternyata  proyek  itu  tidak  menguntungkan.

Kalau  proyek  itu  berasal  dari  pihak  swasta,  maka  seringkali  terpaksa  proyek  ini dihentikan  atau  dijual.  Tetapi  kalau  sponsornya  pihak  pemerintah, maka  sering  terjadi pemerintah mengusahakan agar proyek  itu  tetap bisa berjalan meskipun dengan berbagai bantuan,  proteksi,  subsidi  dan  sebagainya  yang  sebenarnya  tidak  sehat  dipandang  dari segi ekonomi makro. 

Banyak  sebab  yang mengakibatkan  suatu  proyek  ternyata  kemudian menjadi  tidak menguntungkan  (gagal).  Sebab  itu  bisa  berwujud  karena  kesalahan  perencanaan, kesalahan  dalam  menaksir  pasar  yang  tersedia,  kesalahan  dalam  memperkirakan teknologi  yang  tepat  dipakai,  kesalahan  dalam  memperkirakan  teknologi  yang  tepat dipakai,  kesalahan  dalam  memperkirakan  kontinuitas  bahan  baku,  kesalahan  dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada. Sebab lain bila berasal dari pelaksanaan  proyek  yang  tidak  terkendalikan,  akibatnya  biaya pembangunan proyek menjadi membengkak, penyelesaian proyek menjadi membengkak, penyelesaian  proyek  menjadi  tertunda-tunda dan sebagainya. Disamping itu bisa juga disebabkan karena faktor lingkungan yang  berubah,  baik  lingkungan  ekonomi,  sosial, bahkan  politik. Bisa  juga  karena  sebab-sebab  yang  benar-benar  di  luar  dugaan,  seperti bencana alam pada lokasi proyek. 

Untuk itulah studi tentang kelayanan (minimal) ekonomis suatu proyek menjadi sangat penting. Semakin  besar  skala  investasi  semakin  penting  studi  ini. Bahkan  untuk proyek-proyek  yang  besar,  seringkali  studi  ini  dilakukan  dalam  dua  tahap,  yaitu  tahap pendahuluan  dan  tahap  keseluruhan.  Apabila  dari  studi pendahuluan itu sudah menampakkan gejala-gejala yang tidak menguntungkan, maka studi keseluruhan mungkin tidak perlu lagi dilakukan. 

Dengan ringkas kita bisa mengatakan, bahwa  tujuan  dilakukan  studi  kelayakan adalah  untuk  menghindari  keterlanjuran  penanaman  modal  yang  terlalu  besar  untuk kegiatan yang  ternyata  tidak menguntungkan. Tentu sj studi kelayanan  ini akan memkan biaya,  tetapi  biaya  itu  relative  kecil  apabila  dibandungkn  dengan  resiko  kegiatan  suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.  Dalam studi kelayakan itu hal-hal yang perlu diketahui adalah : 
  1. Ruang Lingkup Kegiatan proyek. Disini perlu dijelasklan/ditentukan bidang-bidang apa proyek akan beroperasi. Kalau misalnya proyek adalah pendirian usaha/pabrik tekstil, maka apakah pabrik tekstil  ini merupakan tektil yang terpadu, atau hanya tahapan tertentu saja. 
  2. Cara kegiatan proyek dilakukan. Disini ditentukan apakah proyek akan ditangai sendiri atau akan  diserahkan  pada (beberapa) pihak lain. Siapa yang akan menangani proyek itu?
  3. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek. Disini perlu diidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan usaha semacam ini. Teknik yang  bisa  dipergunakan  adalah  dengan  mengidentifikasikan  “Undeplanning”  untuk usaha semacam ini. 
  4. Sarana yang diperlukan oleh proyek. Menyangkut bukan hanya kebutuhan seperti  : material,  tenaga kerja dan sebagainya, tetapi termasuk juga fasilitas-fasilitas pendukung seperti : jalan raya, transportasi dan sebagainya. 
  5. Hasil kegiatan proyek itu serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut. 
  6. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya proyek itu. Hal ini sering disebut juga sebagai manfaat dan pengorbanan ekonomi dan social  
  7. Langkah-langkah  rencana  untuk  mendirikan  proyek  beserta  jadwal  dari  masing-masing kegiatan itu sampai dengan proyek investasi siap berjalan.   

Pentingnya Investasi Bagi Sebuah Negara

October 26, 2012 1

Banyak Negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi pada Negara tersebut.Bahkan kalaupun diperkirakan model dalam negeri kurang mampu meningkatkan investasi, pemerintah tidak segan-segan mengundang pihak asing untuk melakukan investasi pada Negara itu. Mengapa pemerintah melakukan hal ini?  Sebabnya  tidak  lain  adalah  kegiatan  investasi  akan  mendorong  pula  kegiatan ekonomis suatu Negara. 

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan investasi. Diantaranya adalah penyerapan  tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau penambahan devisa dan lain sebagainya. Yang jelas kalau kegiatan  investasi meningkat, maka kegiatan ekonomi pun  ikut  terpacu pula. Tentu  saja apabila kegiatan investasi ini merupakan investasi yang sehat, arti sebenarnya secara ekonomis menguntungkan. Bukan kegiatan investasi yang nampaknya menguntungkan”, tetapi sebenarnya mendapatkan berbagai fasilitas, sehingga tidak sehat bagi perekonomian Negara itu. 

Disini kita menggunakan pengertian proyek investasi sebagai suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya yang bisa dinilai secara cukup menginvestasikan sumber-sumber daya yang bisa dinilai secara cukup independen. Proyek itu bisa merupakan proyek raksasa bisa juga proyek kecil. Karakteristik dasar dari suatu pengeluaran modal (atau  proyek) adalah bahwa proyek itu umumnya memerlukan pengeluaran saat ini  untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang. Manfaat ini bisa  berwujud  manfaat  dalam  bentuk  uang,  bisa juga tidak. Pengeluaran modal itu misalnya berbentuk pengeluaran untuk tanah, mesin,  bangunan,  penelitian  dan pengembangan, serta program-program latihan. 

Dalam akuntansi, pengeluaran modal ini biasanya dimasukkan ke dalam aktiva-aktiva yang ada dalam  neraca. Sejuh  bisa dilakukan konsistensi dalam perlakuan, maka umumnya pengeluaran-pengeluaran ini  merupakan  biaya-biaya yang ditunda pembebanannya, dan dibebankan pertahun lewat proses penyusunan  (kecuali  untuk tanah). Dipandang dari sudut perusahaan, maka proyek atau kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital expenditure) mempunyai anti yang sangat penting karena : 
  1. Pengeluaran modal mempunyai konseksuensi jangka panjang. Pengeluran modal akan membentuk kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang dan sifat-sifat perusahaan dalam jangka panjang. 
  2. Pengeluaran modal umumnya menyangkut jumlah yang sangat besar. 
  3. Komitmen pengeluaran modal tidak mudah untuk diubah. Pasar untuk barang-barang modal  bekas,  mungkin  tdak  ada  terutama  untuk  barang-barang  modal  yang  sangat khusus sifatnya. Karena itu, sulit untuk mengubah keputusan pengeluaran modal.  

Pengertian : Studi Kelayakan Proyek

October 26, 2012 1

Yang dimaksud dengan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam  artian yang lebih terbatas, ada juga yang mengartikan dalam artian yang luas. Artinya yang lebih terbatas, terutama dipergunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomis  suatu  investasi. 

Sedangkan dari  pihak pemerintah,  atau  lembaga  non  profit,  pengertian  menguntungkan  bisa  dalam  arti  yang lebih relative. Mungkin dipertimbangkn berbagai  factor seperti manfaat bagi masyarakat luas yang  bisa  berwujud  penyerapan  tenaga  kerja,  pemanfaatan  sumber  daya  yang melimpah  di  tempat  tersebut  dan  sebagainya.  Bisa  juga  dikaitkan  dengan,  misalnya penghematan devisa atau pun penambahan devisa yang diperlukan oleh pemerintah. 

Kalau seseorang atau suatu pihak melihat suatu kesempatan usaha, maka timbul pertanyaan, apakah kesempatn itu bisa dimanfaatkan secara ekonomis? Apakah kita bisa mendapatkan suatu tingkat  keuntungan  yang  cukup  layak  dari  usaha  itu?  Pertanyaan-pertanyaan  semacam  ini  yang  sebenarnya  mendasar  dijalankannya  studi  kelayakan proyek. 

Proyek  yang  diteliti  bisa  berbentuk  proyek  raksasa  seperti  pembangunan  proyek listrik  tenaga  nuklir,  sampai dengan proyek  sederhana  seperti membuka usaha  jasa  foto copy. Tentu saja semakin besar proyek yang akan dijalankan, semakin  luas dampak yang terjadi. Dampak  ini bisa berupa dampak ekonomis, bisa  juga yang bersifat sosial. Karena itu ada yang melengkapi studi kelayakan  ini dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan  pengorbanan  (Cost  and  Benefit Analysis)  termasuk  didalamya  semua manfaat  dan pengorbanan Social (Social Cost And Social Benefit). Dengan demikian, pada umumnya suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek, yaitu : 
  1. Manfaat  ekonomis  proyek  tersebut  bagi  proyek  itu  sendiri  (sering  juga  disebut sebagai  manfaat  financial).  Yang  berarti  apakah  proyek  itu  dipandang  cukup menguntungkan apabila dibandigkan dengan risiko proyek itu. 
  2. Manfaat  ekonomis  proyek  itu  bagi Negara  tempat  proyek dilaksanakan (sering juga disebut sebgai manfat ekonomi nasional), yang menunjukkan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro sutu Negara. 
  3. Manfaat  sosial  proyek  itu  bagi  masyarakat  sekitar  proyek  tersebut.  Ini  merupakan studi yang relative sulit dilakukan. 

Semakin  serderhana  proyek  yang  akan  dilaksanakan  semakin  sederhana  pula  lingkup penelitian  yang akan dilakukan. Bahkan  banyak  proyek-proyek  investasi  yang mungkin tidak pernah dilakukan  studi kelayanan  secara  formal,  tetapi  ternyata kemudian  terbukti berjalan dengan baik pula.  

Wednesday, October 17, 2012

Beberapa Jenis Gaya Kepemimpinan

October 17, 2012 2

Gaya Kepemimpinan Otoriter
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya kepemimpinan otokrasi ini, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.Kepemimpinan otokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi.

Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya. Pada kepemimpinandemokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi

Gaya Kepemimpinan Laissez Faire ( Kendali Bebas )
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Gaya kepemimpinan demokratis kendali bebas merupakan model kepemimpinan yang paling dinamis. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran utama yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi diberi kepercayaan penuh untuk menentukan sasaran minor, cara untuk mencapai sasaran, dan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri-sendiri. Dengan demikian, pemimpin hanya berperan sebagai pemantau saja.
Sementara itu, kepemimpinan kendali bebas cocok untuk angggota yang memiliki kompetensi dan komitmen tinggi. Namun dewasa ini, banyak para ahli yang menawarkan gaya kepemimpinan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dimulai dari yang paling klasik yaitu teori sifat sampai kepada teori situasional.

Gaya Kepemimpinan Dalam Organisasi

October 17, 2012 0

Menurut Thoha (1996:265), gaya kepemimpinan banyak mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi prilaku pengikut-pengikutnya. Istilah gaya secara kasar adalah sama dengan cara yang dipergunakan pemimpin di dalam mepengaruhi para pengikutnya. Pada saat bagaimanapun jika seorang berusaha untuk mempengaruhi prilaku orang lain, sebagaimana sudah dipaparkan sebelumnya kegiatan semacam itu telah melibatkan seseorang kedalam aktivitas kepemimpinan. Jika kepemimpinan tersebut terjadi dalam suatu organisasi tertentu, dan ia merasa perlu mengembangkan staf dan membangun iklim motivasi yang mampu meningkatkan produktivitasnya, maka ia perlu memikirkan gaya kepemimpinan. Studi kepemimpinan Universitas Michigan yang dipelopori oleh Gibson dan Ivancevich (2004:413) mengidentifikasikan dua bentuk perilaku pemimpin yaitu :
  1. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (The Job Centered). Dalam gaya kepemimpinan ini, seorang manajer akan mengarahkan dan mengawasi bawahannya agar sesuai dengan yang diharapkan manajer. Manajer yang mempunyai gaya kepemimpinan ini lebih mengutamakan keberhasilan dari pekerjaan yang hendak dicapai daripada perkembangan kemampuan bawahannya.
  2. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan (The Employee Centered). Manajer yang mempunyai gaya kepemimpinan ini berusaha mendorong dan memotivasi pekerjaannya untuk bekerja dengan baik. Mereka mengikutsertakan pekerjaannya dalam mengambil suatu keputusan.


Beberapa Teori dan Pendekatan Dalam Kepemimpinan

October 17, 2012 0

Pada dasarnya untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan dapat dilihat dari berbagai literatur yang menyatakan pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Ada yang mengatakan bahwa pemimpin itu terjadi karena adanya kelompok-kelompok orang. Teori lain mengemukakan bahwa pemimpin timbul karena situasi yang memungkinkan ia ada. Teori yang paling mutakhir melihat kepemimpinan lewat perilaku organisasi.

Orientasi prilaku mencoba mengetengahkan pendekatan yang bersifat Social Learning pada kepemimpinan. Teori ini menekankan bahwa terdapat faktor penentu yang timbal balik dalam kepemimpinan ini. Selanjutnya Thoha (1996:250-264) mengemukakan teori dan pendekatan kepemimpinan sebagai berikut :

Teori Sifat
Dalam teori sifat (Trait Theory), menurut Malayu Hasibuan (2007:203) analisis ilmiah tentang kepemimpinan dimulai dengan memusatkan perhatiannya pada pemimpin itu sendiri. Seorang pemimpin menurut teori sifat ditandai dengan dipunyainya tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan bawahannya. Namun demikian tingkat kecerdasan yang jauh lebih tinggi dari bawahannya juga tidak efektif, sebab para bawahan menjadi tidak dapat memahami apa yang diinginkan pemimpin atau tidak memahami gagasan dan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu, idealnya seorang pemimpin sebaiknya memiliki kecerdasan yang tidak terlalu tinggi dari bawahannya.

Teori Kelompok
 “Dalam teori kelompok beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa mencapai tujuan-tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif di antara pemimpin dan pengikut-pengikutnya, terutama dimensi pemberian perhatian kepada para pengikut, dapat dikatakan pemberian perhatian kepada para pengikut dikatakan memberikan dukungan yang positif terhadap perspektif teori kelompok ini” (Thoha, 1996:252).

Teori Situasional dan Model Kontijensi
Kepemimpinan model Fiedler (Fiedler’s Centigency Model), menyatakan ada dua hal yang dijadikan sasaran yaitu mengadakan identifikasi faktor-faktor yang sangat penting di dalam situasi, dan kedua memperkirakan gaya atau prilaku kepemimpinan yang paling efektif di dalam situasi tersebut.

Teori Jalan Kecil – Tujuan (Path – Goal Theory)
 “Dalam pendekatan teori path-goal mempergunakan kerangka teori motivasi. Hal ini merupakan pengembangan yang sehat karena kepemimpinan di satu pihak sangat dekat, berhubungan dengan motivasi kerja dan pihak lain berhubungan dengan kekuasaan”. (Thoha,1996:252)

Pendekatan Social Learning dalam Kepemimpinan
Pendekatan Social Learning merupakan suatu teori yang dapat memberikan suatu model yang menjamin kelangsungan, interaksi timbal balik antar pemimpin, lingkungan dan perilakunya sendiri. Pendekatan Social Learning ini antara pemimpin dan bawahan mempunyai kesempatan untuk bisa memusyawarahkan semua perkara yang timbul. Keduanya, pimpinan dan bawahan mempunyai hubungan interaksi yang hidup dan mempunyai kesadaran untuk menemukan bagaiman caranya menyempurnakan prilaku masing-masing dengan memberikan penghargaan-penghargaan yang diinginkan.