Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi
menjelaskan potensi golput atau masyarakat yang tak menggunakan hak pilih dalam
pemilihan umum, khususnya dalam Pilkada DKI Jakarta berada pada kalangan
masyarakat menengah ke atas.
Hal ini menurut Burhanuddin, didasari pada tingkat
pendidikan masyarakat menengah atas yang cukup relatif baik dan mengerti akar
permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan. Sedangkan kalangan menengah ke bawah
lebih berpotensi dimobilisir kelompok tertentu untuk memilih calon pemimpin.
"Nah kalo selama ini yang terlihat golput itu justru
menegah ke atas," kata Burhanudin kepada liputan6.com saat ditemui dalam
persiapan Quick Count yang akan dilakukannya bersama SCTV dan Indosiar di
kantor LSI, Selasa (10/7).
Lebih lanjut Buhanuddin menjelaskan, dengan pendidikan
menagah atas yang mendapatkann pendidikan lebih tinggi serta memiliki hasil
evaluasi politiknya lebih baik, maka dirinya berharap masyarakat menengah
keatas dapat menggunakan hak pilih dalam Pilkada DKI Jakarta. "Jadi saya
harapkan itu justru masyarakat menengah ke atas datang untuk menggunakan hak
pilihnya," harapnya.
Lebih jauh Burhanuddin menjelaskan, agar kualitas Pilkada
lebih baik maka ada dua syarat untuk menggapai hal tersebut yaitu yang pertama
adalah peningkatan kuantitas partisipasi, yang artinya dari sisi partisipasi
meningkat dari pilkada 2007.
"Dan kedua kualitas partisipasi juga harus lebih baik.
Jadi pilihan terhadap gubernur yang akan dipilih besok itu didasarakn pada
alasan positif dan bukan didasari oleh alasan-alasan money politik," imbuh
Burhanuddin.(AIS)
parah banget kalau memang golput dari kalangan atas ngga nyangka -___-
ReplyDeletewarga menengah kebawah aja mau milih kenapa yg diatas ngga aneh deh
ReplyDeletesemakin pintar maka semakin banyak akal :D
ReplyDeletekacau neh orag2 pintar
ReplyDelete