Administrasi
Negara selalu berada dalam lingkungan sosial, ia selalu ada di tengah-tengah
masyarakat dan bersifat universal, dan telah berlangsung sejak adanya peradaban
umat manusia. Walaupun berlangsung sejak jaman dahulu, namun wajah modernnya
sudah nampak pada akhir abad ke 19 atau awal abad ke 20, dan bila dibandingkan
dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, administrasi negara tergolong ilmu yang masih
baru.
Lahirnya
ilmu ini tidak bias lepas dari tuntutan akan kebutuhan hidup manusia yang
selalu berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Dari
waktu ke waktu masyarakat terus berkembang, sehingga banyak menimbulkan
persoalan-persoalan di masyarakat yang menuntut pemecahan secara komperhensif.
Untuk menghadapi situasi seperti itu tidak ada satupun ilmu atau disiplin ilmu
yang mengklaim dirinya mampu memecahkan segala persoalan yang ada di masyarakat
tanpa melibatkan atau bantuan dari disiplin ilmu yang lain. Dengan kata lain
pemecahan masalah-masalah sosial memerlukan sumbangan dari berbagai macam
bidang keilmuan. Pandangan ini juga berlaku bagi ilmu nadministrasi negara yang
tidak hanya pada tahap penyelesaian masalah social, akan tetapi justru
perkembangan administrasi negara sangat ditopang oleh ilmu yang lainnya,
terutama oleh ilmu politik yang telah begitu banyak memberikan kontribusinya.
1. Hubungan Administrasi Dengan Ilmu
Sejarah
Walaupun
kita tahu bahwa sejarah tidak akan terulang kembali, namun dengan menggunakan
secara seksama fakta sejarah, akan kita dapatkan perhatian yang lebih tepat
mengenai fakta yang kini ada. Dengan ilmu sejarah akan membantu kita dalam
memberikan perspektif masa depan. Sebab apa yang telah dilakukan oleh
administrasi negara di masa lampau hanya dapat kita ketahui melalui sejarah,
sehingga kita dapat melacak jejak administrasi Negara dari jaman kuno sampai
abad modern ini.
Menurut
Waldo, dengan mengutip pendapat dari Harvey C. Mansfied, terdapat 3 (tiga)
kegunaan dari analisis sejarah yakni:
- Dengan ilmu sejarah akan memberikan observasi filosofis yang menekankan pada hal-hal yang tidak bersifat konkrit, dengan demikian akan dapat diungkapkan keajegan administrasi negara.
- Dengan ilmu sejarah akan memberikan teknik analisis atau teknik pemecahan masalah yang akan menunjukkan bagaimana proses administrasi berlangsung bersama-sama dengan aspek kehidupan masyarakat lainnya, sehingga dapat dipertanyakan apakah proses semacam itu dapat diterapkan dalam bidang yang sama di masa kini.
- Dengan ilmu sejarah akan dapat memberikan teknik administrasi, yang menunjukkan bahwa apabila hendak memperoleh hasil yang sama dengan apa yang dicapai pada masa yang lampau, maka haruslah menggunakan alat yang sama, bila perlu dengan beberapa penyesuaian.
Demikianlah,
dengan bantuan ilmu sejarah kita akan dapat mengenal administrasi negara yang
pernah berlangsung pada jaman mesir kuno, cina, yunani, romawi, dan lain
sebagainya.
2. Hubungan
Administrasi Dengan Antropologi Budaya
Fref
W. Riggs memandang bahwa antropologi budaya itu sebagai pelengkap dari ilmu
sejarah. Jika ilmu sejarah bertolak dari sifat kronologis, maka antropologi
budaya berangkat dari sifat yang lekat dengan aspek geografis. Makna yang
tertangkap dari studi antropologi disini adalah besarnya pengaruh lingkungan,
sehingga tidak dapat dihindari bahwa administrasi negara dalam pelaksanaannya
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungannya.
Seperti
kita ketahui bahwa perbedaan kebudayaan ada di dalam bangsa, juga antar bangsa.
Disini terdapat perbedaan dalam asas penilaian, sikap-sikap dan norma-norma
dalam penerimaan perilaku. Jadi disini sangat penting untuk mengetahui
lingkungan tempat administrasi negara itu berlangsung, sebab keberhasilan
penerapan administrasi negara disuatu negara tertentu belum tentu berhasil bila
diterapkan di negara lain.
3.
Hubungan Administrasi Dengan Sosiologi
Hubungan
administrasi negara dengan sosiologi dapat dengan mudah dilihat dari kenyataan
bahwa administrasi negara selalu berlangsung dalam suatu lingkungan sosial.
Selo Sumarjan, menyatakan bahwa sosiologi mempelajari kehidupan bersama, yag
setiap seginya mengandung unsur-unsur sosial yang sama. Adapun unsur-unsur yang
dimaksud adalah: norma-norma atau kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial,
kelompok sosial dan lapisan sosial. Dalam hal ini sosiologi mempelajari manusia
dalam hubungannya dengan sesamanya yang berkaitan dengan interaksi sosial,
status sosial, stratifikasi sosial serta perubahan sosial.
Menurut
para ahli, sosiologi telah banyak memberikan sumbangan untuk perkembangan teori
administrasi melalui studinya tentang perilaku kelompok dalam organisasi. Dalam
konsep-konsep administrasi dikenal dinamika kelompok, teori organisasi formal,
birokrasi, wewenang, komunikasi, kekuasaan dan konflik, yang kesemuanya
merupakan masukan yang berharga dari konsep-konsep sosiologi. Misalnya konsep
birokrasi, yang merupakan telaahan bidang sosiologi yang juga merupakan konsep
telahaan bidang administrasi, yang mana konsep tersebut ditransfer serta
dikembangkan berdasarkan teori, metode, pengertian dan analisis ilmu
administrasi negara.
4.
Hubungan Administrasi Dengan Psikologi
Pendekatan
psikologi sangat membantu dalam perkembangan ilmu administrasi. Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari untuk mengukur, menerangkan dan kadang-kadang
mengubah perilaku manusia atau makhluk-makhluk lain. Administrasi sebagai
proses kegiatan dan tindakan dalam kerja sama dari kelompok orang-orang dalam
mencapai tujuan, juga dipengaruhi oleh tingkah laku sosial (social behavior). Perilaku individu yang
melaksanakan pekerjaan akan berpengaruh terhadap hasil yang dicapai, meskipun
tujuannya telah direncanakan sebelumnya akan tetapi bila tingkah laku manusia
atau orang yang melaksanakan kerja sama tidak baik, maka hasil atau tujuan yang
akan dicapai tidak akan optimal seperti yang diharapkan.
Secara
khusus dapat dikemukakan hubungan antara administrasi dengan psikologi sosial.
Psikologi sosial mempelajari perilaku hubungan antar individu (interpersonal behavior) atau perilaku
hubungan antara manusia (human behavior).
Psikologi sosial mencoba menerangkan bagaimana dan mengapa individu berperilaku
seperti yang mereka lakukan dalam kegiatan kelompok atau organisasi. Jadi
disini perilaku sosial, hubungan antar manusia atau antar individu ataupun
hubungan sosial adalah merupakan aspek yang sangat penting dalam administrasi.
5.
Hubungan Administrasi Dengan Ilmu Hukum
Ilmu
hukum yang mempelajari norma-norma dan kaidah-kaidah hidup di masyarakat
memberikan masukan yang sangat besar dalam perkembangan administrasi. Sebab
kelangsungan hidup yang teratur serta perkembanga yang dinamis dari
administrasi hanya dapat dijamin apabila para anggota organisasi menaati segala
peraturan-peraturan organisasi.
Perumusan
peraturan organisasi merupakan konsep yang diambil dari ilmu hukum. Disamping
itu prosedur administrasi (khusus administrasi negara) didasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah satu yang mempererat hubungan
antara administrasi dengan ilmu hukum adalah dalam disiplin ilmu hukum
administrasi negara.
6.
Hubungan Administrasi Dengan Ilmu Ekonomi
Antara
ilmu administrasi dengan ilmu ekonomi juga mempunyai hubungan yang sangat erat,
saling melengkapi dan bahkan juga kadang-kadang saling tumpeng tindih antara
yang satu dengan yang lainnya. Dilihat dari prinsip ekonomi dan prinsip
administrasi, maka keduanya sama, yakni berkiatan dengan masalah efisiensi dan
efektivitas. Administrasi bisa menjadi alat ekonomi untuk mencapai sasaran yang
diinginkan, demikian sebaliknya ekonomi dapat digunakan sebagai alat
administrasi dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Hal
yang mempererat hubungan antara administrasi ddengan ekonomi adalah penelaahan
terhadap lembaga-lembaga ekonomi atau organisasi-organisasi perusahaan seperti
Firma, PT, CV, Perum, Perjan. Kemudian, keuangan negara, pengangguran, administrasi
fiskal adalah merupakan telaahan ilmu ekonomi dan juga administrasi. Dalam
bidang ini antara administrasi dengan ekonomi saling mengisi, saling melengkapi
dan saling membantu. Anggaran merupakan alat untuk mengendalikan administrasi
yang utama, tetapi juga merupakan faktor utama dalam pengendalian sistem
ekonomi.
7.
Hubungan Administrasi Dengan Ilmu Politik
Administrasi
negara adalah salah satu bagian dari administrasi umum, yang merupakan salah
satu cabang dari ilmu sosial, yang mana administrasi negara mempunyai kaitan
erat sekali dengan kelompok ilmu sosial seperti: ekonomi, sosial, antropologi,
psikologi, dan ilmu politik. Disamping itu administrasi negara adalah bagian
dari proses politik, dimana administrasi dalam pemerintahan berhubungan dengan
kehendak golongan atau partai politik dan dengan program-program politiknya,
dan ikut serta menentukan metode-metodenya bagaimana kebijaksanaan negara dapat
diselenggarakan.
Pembahasan
mengenai hubungan administrasi negara dengan cabang ilmu politik merupakan
pembahasan yang paling menarik diantara hubungannya dengan disiplin ilmu yang
lainnya. Mengenai hubungannya dengan ilmu politik, ada dua pendapat yang berbeda.
Pendapat yang pertama memandang bahwa administrasi negara merupakan bagian dari
ilmu politik (anak dari ilmu politik). Pendapat yang kedua mengatakan
administrasi negara merupakan ilmu yang berdiri sendiri. Apa yang dikemukakan
oleh kelompok pertama meletakkan administrasi negara sebagai pelaksana bagi
politik. Sedangkan kelompok yang kedua menunjukkan perlawanan terhadap kelompok
pertama.
Gerald
E Caiden menyatakan terdapat proses penghapusan warna-warna politik dari
administrasi negara. Sementara itu Frank J. Goodnow mengungkapkan mengenai
hubungan administrasi negara dengan ilmu politik, yakni: politik berkaitan dengan
kebijaksanaan atau ekspresi dari kehendak negara, sedangkan administrasi
berkaitan dengan pelaksanaan dari kebijaksanaan tersebut. Selaras dengan pendapat
tersebut diatas, Leonard D. White, berpendapat bahwa apabila politik berakhir,
mulailah administrasi. Kedua pendapat ini pada dasarnya mencerminkan pemisahan
administrasi negara dari ilmu politik.
Bila
melihat proses pemerintahan pada umumnya ada dua tahapan, tahapan pertama
menentukan garis-garis kebijaksanaan yang dianut oleh pemerintah untuk periode
mendatang. Pada tahap ini rakyat secara formal diberikan kesempatan untuk ikut
menentukan garis-garis kebijaksanaan yang akan ditempuh. Keikutsertaan
masyarakat biasanya diberikan secara periodik yakni bertepatan dengan
pelaksanaan pemilihan umum, walaupun aspirasinya disampaikan secara tidak
langsung melalui wakil-wakilnya yang duduk di badan perwakilan rakyat.
Sedangkan dalam tahapan kedua, itu sepenuhnya merupakan tanggung jawab
administrasi negara.
Walaupun
adanya pemisahan antara fungsi politik dengan administrasi, namun dalam
prakteknya antara keduanya tidak dapat dipisahkan, serta tidak ada benang merah
yang menjadi pembatas. Antara keduanya terangkaim suatu jalinan sulit dipisahkan.
Suatu kebijaksanaan publik yang dirumuskan oleh politik tidak akan mampu
menyajikan perbaikan selama tidak memperoleh masukan dari administrasi.
Misalnya ada keputusan politik untuk mengambil kebijaksanaan menaikkan harga
bahan bakar minyak, kebijaksanaan ini dirumuskan setelah administrasi
menyajikan pelbagai pertimbangan yang membimbing tercapainya kesimpulan, bahwa
program-proram pembangunan tidak akan sampai ke tujuan, kecuali dengan
mengurangi subsidi yang telah dilimpahkan kepada sektor bahan bakar minyak.
Dari
uraian tersebut diatas jelaslah bahwa administrasi negara dengan politik mempunyai
hubungan yang sangat erat, bahkan diantara keduanya tidak ada pemisahan yang
tegas.
Sumber:
Diktat Ajar, I Ketut Suardita, SH. MH.