Blognya Anak Kuliahan

Showing posts with label Tentang Aceh. Show all posts
Showing posts with label Tentang Aceh. Show all posts

Thursday, January 10, 2013

Sebanyak 3 Partai Lokal Aceh Pastikan Diri Ikuti Pemilu 2014

January 10, 2013 0
Tiga partai politik lokal di Provinsi Aceh ditetapkan sebagai peserta pemilihan umum legislatif tingkat provinsi dan kabupaten serta kota di daerah itu pada 2014.

Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Provinsi Aceh Zainal Abidin di Banda Aceh mengatakan, ketiga partai politik lokal (parlok) tersebut, yakni Partai Nasional Aceh (PNA), Partai Damai Aceh (PDA) dan Partai Aceh (PA).

“Ketiga partai politik lokal tersebut sudah ditetapkan sebagai peserta pemilu 2014. Kini, ketiganya tinggal menunggu pencabutan nomor urut. Informasinya, pencabutan nomor urut dilakukan Senin (14/1/2013). Nomor urut parlok mengikuti nomor urut partai politik nasional,” kata dia, Rabu (9/1/2013).

Dari ketiga parlok tersebut, kata dia, Partai Aceh dinyatakan lolos otomatis karena memenuhi “electoral threshold” atau ambang batas kursi di DPR Aceh minimal lima persen.

Sedangkan PNA dan PDA, kata Zainal Abidin, ditetapkan sebagai peserta pemilu setelah dinyatakan lulus verifikasi administrasi dan verifikasi faktual.

“Syarat lulus verifikasi faktual harus memiliki harus memiliki dua per tiga kepengurusan dari 23 kabupaten dan kota dan dua per tiga kepengurusan kecamatan di setiap kabupaten dan kota serta memiliki anggota dari seper seribu penduduk di setiap kecamatan,” katanya.

Berdasarkan syarat tersebut, lanjut dia, PNA mengajukan dokumen verifikasi faktual di 21 kabupaten dan kota dan PDA 19 kabupaten/kota. Dokumen verifikasi faktual kedua partai tersebut melebihi syarat minimal, yakni 16 kabupaten dan kota.

Hasil verifikasi faktual tersebut, kata dia, kedua partai lokal itu dinyatakan memenuhi syarat, sehingga keduanya ditetapkan sebagai peserta Pemilu 2014.

“Ketiga partai politik lokal tersebut hanya bisa mengikuti pemilu legislatif DPR Aceh dan pemilihan anggota DPRK di 23 kabupaten dan kota di Provinsi Aceh,” kata Zinai Abidi. (sumber)

Friday, June 15, 2012

Beberapa Objek Wisata Tsunami Di Banda Aceh

June 15, 2012 0
Mesjid Raya Baiturrahman
Saat tsunami melanda, Mesjid ini merupakan Mesjid yang sangat beruntung dari sekian banyak objek wisata yang hancur tersapu gelombang. Sekalipun gelombang tsunami sampai ke daerah ini bahkan ke pelataran Mesjid, namun tsunami tidak menghancurkan bangunan Mesjid ini. Mesjid ini tetap berdiri kokoh ditengah hancurnya suasana kota. Mesjid ini hanya mengalami sedikit kerusakan yang tidak berarti.

Rumah Cut Nyak Dien
Rumah Cut Nyak Dien ini, terletak di kawasan yang parah dihantam tsunami. Pada saat tsunami, rumah Cut Nyak Dien ikut terkena air, dan air memasuki rumah sehingga banyak  barang-barang yang rusak. Bahkan Orang-orang dari kampong disekitarnya banyak yang mengungsi di atap rumah ini, hingga atapnya mengalami kerusakan parah sehingga atapnya  perlu diganti. Sekalipun gelombang tsunami memasuki daerah ini, namun keberadaannya masih tetap dipertahankan hingga saat ini. Pemerintah telah memperbaiki segala kerusakannya, tetapi   tetap tidak mengurangi nilai sejarahnya.

Kapal PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Apung
Pembangkit Tenaga  Listrik  Diesel  (PLTD)  Apung  berlokasi  di  Gampong Punge Blang Cut-Banda Aceh. Tongkang besar milik PLN ini memiliki bobot mati 2.500 ton dan luas lambung 1.600 meter persegi. Menurut publikasi Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, pada awalnya kapal PLTD ini sengaja didatangkan PT PLN ke Banda  Aceh  guna  memenuhi  kebutuhan  listrik  warga  kota  karena  terjadi  deficit pasokan listrik. Saat itu banyak menara transmisi listrik dari Sumatera Utara ke Aceh ditebang oleh pihak pemberontak pada masa konflik, sehingga PLN menempatkan Kapal Generator Listrik untuk menyuplai kebutuhan listrik di Banda Aceh melalui jalur laut.
Belum  sempat  sepenuhnya  kapal  ini  menyuplai  pasokan  listrik  ke  seluruh Kota Banda  Aceh, kapal ini harus menerima akibat  ganasnya gelombang tsunami besar yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 itu. Gelombang dahsyat tsunami mampu membuat kapal tongkang tersebut terhempas hingga empat kilometer dari posisinya semula sebelum tsunami, yakni di Dermaga Ulee Lheue. Gelombang hebat membawanya ke tengah permukiman padat penduduk sehingga menimbulkan korban nyawa dan bangunan. PLTD yang bentuknya seperti  kapal feri penyeberangan Merak-Bakaheuni tersebut, terbawa arus tsunami yang digambarkan oleh penduduk kira-kira berkecepatan 200 km per jam.
Tidak ada yang menyangka, PLTD yang tertambat dengan jangkar baja bisa terlepas begitu saja hingga menindih sekitar 20 orang yang ikut hanyut serta sejumlah rumah dan mobil di bawahnya. Menurut pengakuan seorang penduduk setempat yang melihat pada waktu peristiwa itu terjadi, kapal PLTD tersebut meliuk-liuk dibawa gelombang hingga menindih apa saja yang ada di bawahnya saat air perlahan-lahan menyurut.  Kini paling  tidak,  di bawah kapal PLTD  itu  masih  terdapat  sekitar  20 mayat yang masih tertimbun. Ada juga bangkai mobil yang bagaikan kaleng kerupuk masih  bersemayam di  bawah  kapal.  Tak  ada  satu  orang  pun  yang  mampu  untuk mengambil mayat yang ditindih oleh besi seberat 2.500 ton itu.
Sebenarnya pada saat itu, pihak PLN sendiri sudah berpikiran untuk memindahkan PLTD itu. Namun pihak pemerintah provinsi Aceh masih keberatan karena mereka tertarik untuk menjadikannya sebagai prasasti serta kenang-kenangan bagi korban tsunami. Padahal, mesin PLTD yang memiliki kemampuan daya 20 MW itu masih bisa dipakai untuk mengaliri listrik dan mesinnya tidak rusak. PLN sendiri tidak keberatan kalau badan PLTD itu dibiarkan  bersemayam di lokasi sekitar perumahan penduduk Jaya Baru, karena disadari betul oleh pihak  PLN bahwa memindahkan badan PLTD apung itu tidak gampang karena harus melewati beberapa rumah penduduk yang masih kokoh berdiri disekitar situ. Namun PLN tetap menghendaki mesinnya, karena masih dapat dipakai untuk menghasilkan listrik bagi masyarakat Aceh.
Dan  akhirnya  kini,  tongkang  PLTD  tersebut  sudah  tidak  difungsikan  lagi, pihak  PLN  sudah  mencabut  mesinnya  hingga  kapal  PLTD  ini  kini  resmi  dibuka sebagai objek wisata. Pengunjung  yang datang,  bisa naik ke atas geladak setinggi lebih  kurang  20  meter  karena  di sisi  tongkang  sudah  dibuat  tangga  besi  lengkap dengan pagar hingga ke geladak untuk memudahkan pengunjung menaikinya. Dari atas geladaknya, pengunjung bisa menyaksikan  pemandangan  luas  ke  berbagai belahan kota di Banda Aceh. Tampak jelas, betapa jauhnya jarak pantai dengan lokasi tongkang  tersebut  terdampar.  Dari  situ  pengunjung  bisa  membayangkan  betapa dahsyatnya hempasan gelombang tsunami. Bahkan, di sekitar PLTD masih terlihat jelas sisa-sisa dinding dan atap bangunan yang hancur diterjang gelombang.

Taman Edukasi Tsunami
Hanya terpaut -/+ 30 meter dari letak kapal PLTD Apung, sebuah taman telah selesai dibangun yang disumbangkan oleh PT. BMW Indonesia dan Yayasan Citra Mandiri Jakarta. Taman untuk pembelajaran/simulasi tsunami ini diberi nama ‘Taman Edukasi Tsunami’. Taman ini termasuk dalam area rencana pembangunan monument tsunami. Ditaman ini terdapat jenis pohon-pohon langka yang pernah tumbuh di Aceh dan telah hilang ditebas gelombang tsunami, seperti pohon jeumpa, pohon seulanga, pohon cempaka, pohon asam dan lain-lainnya. Juga terdapat kolam ikan yang besar, fasilitas  permainan  anak-anak,  disamping  bangunan  utama  yaitu  gedung  simulasi tsunami  yang  memamerkan dokumentasi/foto-foto  kejadian tsunami.  Digedung  ini ada tribun terbuka untuk pertunjukan film dokumenter tentang kejadian/kisah saat bencana tsunami terjadi serta dapat dimanfaatkan untuk pertunjukan seni.
Kedua objek wisata kapal PLTD Apung dan Taman Edukasi Tsunami, setiap harinya selalu ramai dikunjungi masyarakat. Selain masyarakat  Aceh sendiri yang datang berkunjung, juga banyak masyarakat yang datang dari luar Aceh, pengunjung domistik maupun wisatawan dari mancanegara. Mereka bukan hanya melihat kapal, tapi mengabadikannya baik dari atas kapal maupun berfoto disekeliling kapal sebagai kenang-kenangan.

Museum Tsunami
Gedung  museum  tsunami  ini  dibangun  pada  lahan  seluas  satu  hektar, berlokasi  di  sekitar  Lapangan  Blang  Padang,  Banda  Aceh. Mengenai struktur, museum tsunami dilengkapi berbagai fasilitas publik seperti mushala, ruang audio visual yang akan menyajikan semua data korban yang direkam dalam video dan foto-foto yang berhubungan dengan hal tersebut dan didokumentasikan secara sempurna.


Kapal Apung Lampulo
Tidak hanya itu, museum tsunami ini juga dilengkapi dengan toko cinderamata disekitar  lokasi. Museum ini memiliki struktur khas yaitu tinggi dan besar serta ukuran tugu yang  mengikuti pola 26-12-2004. Angka tersebut mewakili seluruh peristiwa dan makna saat tsunami dahsyat itu menerjang Aceh.
Kapal ini adalah salah satu dari dari kapal-kapal yang terdampar kedaratan pada saat terjadi bencana Tsunami beberapa waktu lalu. Hingga saat ini keberadaan kapal ini tetap dipertahankan sebagai obyek wisata untuk mengingat akan peristiwa tersebut, dan dijadikan  salah satu situs Peringatan Tsunami. Kapal nelayan yang berdiri di salah satu atap rumah warga ini berlokasi Kampung Lampulo, Kec. Kuta Alam Kota Banda Aceh atau sekitar 1 km dari Dermaga Lampulo.
Sampai saat ini, kapal ini masih dibiarkan dalam bentuk aslinya tanpa ada perubahan yang berarti. Di kawasan pemukiman padat ini, kapal tersebut terlihat berdiri kokoh dan cukup  menarik perhatian. Yang paling menonjol adalah sebuah rumah dibawah kapal terdampar ini, masih dihuni oleh keluarga M.Hisbah, salah satu penduduk Kampung Lampulo dan diresmikannya lokasi ini sebagai objek wisata sangat disetujui oleh pemilik rumah. Menurut pengakuannya, ia membuat kapal ini sengaja dikuatkan posisinya dan ia rela untuk menjaga lokasi ini.
Kapal ini memiliki jasa besar buat warga kampung setempat dan keluarga M.Hisbah sendiri. Saat kejadian, kapal ini terlempar, warga yang berada didekatnya mengungsi ke lantai atas lalu masuk ke kapal. Ada 54 warga yang diselamatkan kapal ini. Setelah tsunami surut, tanpa disadari kapal ini malah bertengger di atap rumahnya. Kejadian inilah, yang membuat banyak warga yang menjuluki sebagai kapal “Nabi Nuh” karena mampu menyelamatkan warga.
Keberadaan kapal terdampar ini dilengkapi oleh para pedagang yang berjualan souvenir  khas Aceh dan makanan-makanan ringan disekitar lokasi ini. Datangnya para pedagang ini dimulai semenjak resminya lokasi ini dibuka sebagai salah satu objek wisata peninggalan tsunami.

Sunday, April 15, 2012

Gas PT Arun Habis, Indonesia Tipu Rakyat Aceh, Bagi Hasil 70/30% Hanya Pepesan Kosong

April 15, 2012 0
38 tahun telah berlalu, gas dari perut bumi Aceh dikuras habis-habisan hanya untuk memuaskan masyarakat USA, Jepang, Jerman, Belanda dan Korea. Dimulai dari tahun 1974 kilang gas alam cair milik PT Arun didirikan diatas tanah Blang Lancang dan Rancong yang sebelumnya telah dihuni oleh 542 KK. Akibatnya warga yang sudah lama menetap diderah itu harus rela digusur dengan adanya jaminan bahwa pemerintah akan menyediakan perkampungan baru (relokasi).
Ekploitasi gas alam Arun berakhir 2014, namun janji tinggal janji, rakyat Aceh umumnya  khususnya warga yang digusur PT Arun 38 Tahun lalu ditipu mentah-mentah oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia, MoU sich hanya tulisan untuk mengkibuli rakyat Aceh, asal dealnya jelas dengan elit GAM, 70/30% adalah sejarah kelam Aceh ditipu oleh Indonesia yang kesekian kalinya.
Usia warga yang mulai menua dimakan zaman, hingga telah memiliki anak dan cucu janji pemerintah akan menyediakan perkampungan baru bagi korban gusur PT Arun pupus sudah harapan. Setahun yang lalu yakni, pada tahun 2011 kesabaran masyarakat eks Blang Lancang dan Rancong berada diatas puncaknya. 19 September 2011 masyarakat tersebut dibantu aktivis Mahasiswa menggelar demo dengan mengepung PT Arun NGL Co Kecamatan Muara satu Kota Lhokseumawe.
Tak tanggung-tanggung para demonstran itu berjumlah sekitar 2000 orang, tak mau ambil risiko aparat keamanan pun disiagakan. Polisi dari tiga Polres Aceh Utara, Lhokseumawe dan Bireuen dikerahkan, bahkan dianggap masih kurang Pihak kepolisian dibantu TNI-AD untuk memblokade area dan TNI-AL untuk mencegah demonstran masuk melalui perairan ke dalam perusahaan gas itu.
Selasa, 20 September 2011 sehari sesudah dilakukannya demo, masyarakat menghentikan aksi demonya karena mendapat angin surga dari salah satu anggota DPR RI Marzuki Daud dengan mengatakan bahwa dana ganti rugi lahan seluas 121,9 hektare di Ujong Pacu telah masuk dalam Banggar DPR RI dialokasikan dalam APBN-P 2011 dengan jumlah nominal mencapai 30 miliar rupiah. Marzuki pada waktu itu juga sempat menegaskan bahwa sebagai wakil rakyat dia tidak akan bertanggung jawab jika masih ada masyarakat yang melakukan demo, “hancur-hancuran sekalian, kami tidak akan bertanggung jawab,” ancam anggota DPR-RI itu.
Untuk menarik simpati para demonstran yang melakukan pemblokiran agar bubar dan pulang kerumah masing-masing secara tertib, orang nomor satu di Aceh itu juga memberikan jaminan harga dirinya, “Saya akan mempertaruhkan diri saya untuk segera menyelesaikan perkampungan baru bagi warga eks Blang Lancang. Jika ini gagal, maka bukan hanya saya yang malu, tapi DPRK dan Pemerintah Aceh secara keseluruhan akan malu,” ujar Irwandi memastikan janjinya yang tak main-main.
Tahun telah berganti, sekarang, Jum’at 12 Januari 2012 genap sudah 38 tahun namun janji-janji manis yang keluar dari mulut bau busuk Irwandi dan Marzuki belum terwujud. Masyarakat menagih janji yang dulu pernah dinyanyikan oleh mereka. Sekali lagi masyarakat harus menelan pil pahit, ternyata dalam APBN 2012 tidak tertampung anggaran ganti rugi lahan untuk pertapakan resettlement warga eks Blang Lancang dan Rancong.
“Saya sudah perjuangkan, tapi dana itu tidak dapat ditampung dalam APBN 2012, dianggap tidak urgen karena dianggap ganti rugi tahap ke dua. Tahap pertama sudah dibayar ganti rugi saat relokasi warga sekitar tahun 1974,” jawab Marzuki enteng.
Menjelang penghujung tahun baru, Kamis, 29 Desember 2011 diruang pertemuan Sekda Aceh, rapat pun digelar yang dipimpin oleh Sekda Aceh T. Setia Budi serta dihadiri Biro Pemerintahan Aceh, Asisten 1 provinsi Aceh, Biro Pertanahan Aceh, Ketua IKBAL, Sekretaris IKBAL dan beberapa anggota IKBAL, tak tertinggal juga beberapa koordinator serta perwakilan dari masyarakat eks Blang Lancang dan Rancong turut hadir guna mencari solusi proses tindak lanjut permasalahan relokasi pemukiman baru bagi 542 KK masyarakat tergusur Blang Lancang – Rancong.
Dalam rapat tersebut, M. Jubir Ajalil selaku sekretaris IKBAL mengharapkan agar permasalahan relokasi pemukiman baru juga sarana dan prasarana bagi 542 KK masyarakat tergusur Blang Lancang dan Rancong dapat diakomodir dalam anggaran APBA 2012 karena di APBN-P 2011 dan APBN 2012 tidak diakomodir.
T. Setia Budi menjawab, “untuk dianggarkan dalam APBA 2012 tidak mungkin karena KUA dan PPAS sudah selesai pembahasan tapi akan kami sampaikan juga ke Gubernur,” jelas Sekda Aceh.
Sekretaris IKBAL itu menimpali, “walaupun KUA dan PPAS sudah selesai dibahas kalau pemerintah Aceh serius menyelesaikan bisa bapak ambil kebijakan karena persoalan ini persoalan pemerintah Aceh dan Pertamina,” ujarnya.
Dia juga menambahkan, “Pertamina sudah siap, dananya sudah ok untuk pembangunan sarana dan prasarana juga satu hal lagi Pertamina mau melepaskan aset 121,9 H dengan cara ganti rugi antara 26-30 miliar. Itu hasil pertemuan muspida Kota Lhokseumawe di kantor Komnas HAM Jakarta kebetulan dari provinsi tidak ada yang hadir karena Gubernur Aceh berangkat ke Belanda, itupun bila pemerintah Aceh mau menjaminnya juga bisa bayar secara cicil dalam jangka 10 tahun pertamina mau,” jelas M. Jubir Ajalil.
Dengan penuh harap M. Jubir Ajalil meminta pemerintah Aceh agar menyurati Pertamina, Pemkot Lhokseumawe, perwakilan Ikbal, dan pemerintah Aceh sendiri untuk membuat pertemuan agar permasalahan jelas.
Kepada Reporter Acehtraffic.com Marzuki meminta agar  masalah Resettlement warga eks Blang Lancang jangan dikomentar sekarang. Karena masalah tersebut sedang dibicarakan oleh Mentri BUMN, DPR dan juga Pertamina agar lebih konkrit. “ Segala macam cara sudah kita tempuh, meskipun sudah yang kedua kalinya gagal, namun kita harapkan untuk cara yang ketiga ini berhasil. Jika Dahlan Iskandar setuju untuk hibah maka SK harus dikeluarkan oleh Mentri BUMN,” tutur Marzuki Daud anggota DPR-RI asal Aceh melalui telpon selulernya tadi malam, Kamis 12 Januari 2012.
Ketika kami mencoba bertanya kembali pada Marzuki Daod apakah anggaran itu akan diusulkan pada APBNP 2012? Tadi siang, Sabtu 14 April 2012, Namun awak DPR RI itu tidak bisa dihubungi.

Sumber : http://www.acehtraffic.com/2012/04/gas-pt-arun-habis-indonesia-tipu-rakyat.html

Monday, April 9, 2012

Hasil Quick Count, Zaini Abdullah-Muzakir Manaf Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Periode 2012-2017

April 09, 2012 0
Beberapa waktu yang lalu Citra Publik Indonesia - Lingkaran Survei Indonesia Group (CPI-LSI) mengumumumkan hasil perhitungan cepat (quick count) yang menyatakan bahwa pasangan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf keluar sebagai pemenang dalam Pilkada Aceh 2012.
Quick count sendiri adalah metode perhitungan suara pemilihan umum secara cepat dengan cara mengambil beberapa sampel suara yang ada dibeberapa TPS (Tempat Pemungutan Suara). Hasil dari quick count diyakini keakuratannya sebesar 98%, jadi hanya ada terjadi human error sebesar 2 %.
Pasangan ZIKIR (Zaini-Muzakir) unggul telak terhadap lawan-lawannya yaitu sebesar 54,15 % raihan suara, pesaing terdekat dari pasangan tersebut adalah pasangan incumbent yakni Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan sebesar 30,05 %. Sementara itu ketiga pasangan lainnya meraih suara kurang dari 10%. Berikut hasil lengkap dari quick count bedasarkan suara terbanyak yang dirilis oleh Citra Publik Indonesia - Lingkaran Survei Indonesia Group (CPI-LSI) :

  1. dr. Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf  54.15%
  2. drh. Irwandi Yusuf dan DR. Ir. Muhyan Yunan, Hsc. PH. D 30.05%
  3. Muhammad Nazar, S. Ag dan Ir. Nova Iriansyah  7.82%
  4. Prof. DR. H. M. Darni Daud, MA dan DR. Ahmad Fauzi, M. Ag  4.12%
  5. Tgk. Ahmad Tajuddin dan Ir. Suriansyah  3.86%
Mengingat keakuratan hasil penghitungan suara pemilu dengan quick count yakni sebesar 98%, maka impian dari pasangan yang diusung oleh Partai Aceh yang memiliki basis kader terbesar di Aceh tesebut untuk menjadi orang No.1 dan 2 di Aceh akan segera tercapai.
Selamat bagi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, semoga mampu memimpin Aceh dengan baik. Aamin... 

Hari ini Pilkada Aceh, Zaini Abdullah-Muzakir Manaf Terpopuler di MCN Blog

April 09, 2012 0
Alhamdulillah pesta demokrasi rakyat Aceh sedang diselenggarakan pada hari ini tanggal 9 April 2012. Pada hari ini selain akan memilih gubernur dan wakil gubernur, masyarakat Aceh juga akan memilih bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota dari 23 kabupaten/kota yang ada di provinsi Aceh.
Pilkada Aceh 2012 yang bertemakan "Pilkada Damai" ini telah menjadi sorotan mata publik Indonesia bahkan dunia, jadi besar harapan bagi seluruh masyarakat agar Pilkada Aceh 2012 benar-benar terlaksanakan dengan damai. Siapapun pemenangnya nanti diharapkan menjadi sosok yang mampu membawa Aceh ke arah perubahan yang lebih baik, dan bagi yang kalah harap berbesar hati menerima kekalahannya, dan tetap mendukung gubernur Aceh yang terpilih untuk bersama-sama membangun Aceh.

Postingan ini bukan bermaksud ingin mencoba untuk meramalkan hasil Pilkada nanti, atau bahkan ikut mengkampanyekan salah satu pasangan calon gubernur, tidak. Admin cuma iseng-iseng ingin menampilkan fakta unik yang terjadi di blog ini terkait dengan Pilkada Aceh tahun 2012.Ya, pada tanggal 1 April 2012 yang lalu Admin telah mempublikasikan profil dan visi-misi kandidat gubernur Aceh 2012.
Dan ternyata dari kelima kandidat tersebut, pasangan nomor urut lima yaitu Zaini Abdullah-Muzakir Manaf menjadi profil yang paling banyak dicari oleh masyarakat atau bisa dikatakan paling populer dan masuk dalam Top 5 minggu ini di MCN Blog. Top 5 adalah lima postingan terpopuler dalam satu minggu dari semua postingan yang ada di blog ini, peringkat ditentukan bedasarkan jumlah impresi atau klik yang dilakukan oleh pembaca MCN Blog selama satu minggu. Menarik kita lihat, dalam Top 5 terlihat dari lima pasang kandidat cuma satu kandidat yang tidak sanggup menembus Top 5 yakni pasangan Darni M Daud-Ahmad Fauzi, sementara empat pasangan lainnya mampu masuk ke jajaran Top 5.
Diposisi puncak terdapat pasangan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf, kemudian disusul pasangan Ahmad Tajuddin-Teuku Suriansyah yang menduduki posisi ketiga, dan terjadi persaingan ketat diposisi keempat dan kelima yaitu berurutan pasangan Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan pasangan Muhammad Nazar-Nova Iriansyah. Dan berikut jumlah impresi yang didapatkan oleh para calon gubernur dan wakil gubernur Aceh tahun 2012. 
  1. Zaini Abdullah-Muzakkir Manaf (449 penayangan)
  2. Ahmad Tajuddin-Teuku Suriansyah (283 penayangan)
  3. Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan (192 penayangan)
  4. Muhammad Nazar-Nova Iriansyah (178 penayangan)
  5. Darni M Daud-Ahmad Fauzi (125 penayangan)
Hasil diatas adalah jumlah impresi dari tanggal 1 April 2012 09.00 - 9 April 2012 09.00, hasil diatas bisa berubah dari waktu ke waktu mengingat banyaknya msayarakat yang mencari informasi di internet.